Bisnis.com, BANDUNG—Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI) Jawa Barat meminta pemerintah memberi insentif bagi petani untuk mendapatkan mesin pengolah kakao untuk mendongkrak pendapatan.
Wakil Ketua APKAI Jabar Warino Maruf Abdulloh mengatakan selama ini petani hanya menjual produksi biji kakao mentah, tanpa ada nilai tambah pendapatan. “Salah satu contoh, untuk mendongkrak pendapatan para petani kakao bisa mengolah sendiri biji kakao menjadi tepung kakao maka akan menjadi nilai tambah bagi petani,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (25/3/2014).
Menurutnya, selama ini 100% biji kakao di Jabar masuk industri, karena petani tidak bisa mengolah biji kakao menjadi tepung kakao atau cocoa powder. “Yang bisa mengolah biji kakao hanya industri yang memiliki mesin pengolah kakao,” katanya.
Untuk menggenjot produksi kakao petani, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, karena keterbatasan kemampuan organisasi. Dia mengaku sudah beberapa kali memberikan masukan kepada pemerintah namun tidak ada tindak lanjut.
“Kami yakin pemerintah lebih tahu permasalahan perkakaoan dan lebih tahu solusinya. Sekarang Jabar lebih fokus pada komiditas teh, kopi, dan tebu, sementara kakao dinomorakhirkan seolah-olah tidak lagi menjadi komoditas unggulan,” ungkap Warino.
Adapun soal penghapusan bea masuk impor kakao sebesar 5% oleh pemerintah, ujarnya, dipastikan produksi kakao lokal kian tertekan sehingga berdampak buruk bagi petani. Dia menjelaskan semestinya pemerintah justru menghapuskan bea ekspor sehingga menggairahkan petani kakao.
“Bea masuk yang dihapuskan itu kepentingan siapa? Justru ini lebih mementingkan kepentingan pengusaha besar, tanpa mempertimbangkan petani sebagai pemasok utama kakao ke industri hilir,” katanya.
Dia menjelaskan adanya permintaan berupa mesin pengolah kakao merupakan salah satu solusi agar petani bisa memproduksi kakao mentah menjadi sebuah produk, sehingga memiliki nilai tambah.
“Semestinya pemerintah memberikan insentif berupa mesin pengolah kakao agar petani bisa melakukan ekspor langsung. Kami juga meyakini industri besar tidak akan kalah dengan petani karena modal mereka besar,” katanya.