Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen Asia Pulp & Paper (APP) menganggarkan dana sebesar US$4 juta, untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Riau.
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Provinsi Riau pada tahun ini, merupakan paling buruk sejak 3 tahun terakhir.
"Kebakaran hutan dan asap yang terjadi secara tahunan di Indonesia, merupakan sebuah isu besar bagi APP, baik dalam hal bisnis dan dalam menjaga reputasi perusahaan," kata Suhendra Wiriadinata, Direktur APP, dalam rilisnya, Jumat (21/3/14).
Dia menuturkan keberlangsungan industri kertas, bergantung penuh terhadap adanya bahan baku dari hutan tanaman industri (HTI).
"Oleh karena itu, perlindungan hutan dari kebakaran, maupun perambahan liar merupakan prioritas utama bagi kami," ujarnya.
Dia menjelaskan api dari kebakaran hutan ini merusak habitat satwa liar, kawasan hutan dengan stok karbon tinggi, dan lahan gambut. "Api ini juga meluas ke daerah HTI kami, yang menyebabkan kerugian jutaan dolar bagi bisnis kami," ungkapnya.
Untuk itu, APP telah telah menerapkan kebijakan tanpa pembakaran sejak 1996, dan kebijakan tanpa deforestasi sejak Februari 2013.
"APP juga menginvestasikan sumber daya yang besar untuk usaha penanggulangan kebakaran hutan yang ada di dalam, dan di sekitar kawasan HTI kami. Deteksi dini terhadap kebakaran, dengan menggunakan pemantauan jarak jauh (remote sensing)," katanya.
Selain itu data titik panas (hot spot) dimonitor harian, melalui ASEAN Specialised Meteorological Centre dengan menggunakan satelit NOAA, dan melalui Centre for Remote Imaging Sensing and Processing, dengan menggunakan satelit TERRA dan AQUA.
Suhendra mengatakan APP juga melakukan Pembinaan terhadap program Masyarakat Peduli Api (MPA), yang sudah terdapat di lebih dari 120 desa.
"Pada 2013, biaya operasional untuk penanggulangan kebakaran, patroli rutin, program MPA, pelatihan, pemadaman kebakaran, dan lain sebagainya, lebih dari US$ 4 juta," ujarnya.
Dia menuturkan pihaknya juga menyambut baik arahan Presiden SBY, untuk berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan di Riau. Sebab, agar strategi pencegahan kebakaran dapat berjalan dengan optimal, diperlukan kolaborasi multi pihak.
