Bisnis.com, JAKARTA — Korea Trade-Investment Promotion Agency of Republik Korea atau Kotra bersama Kementerian Koperasi dan UKM semakin dekat untuk merealisasi kehadiran optimalisasi komoditas unggulan melalui program one village one product.
Meliadi Sembiring, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya KUMK Kementerian Koperasi dan UKM, menjelaskan program one village one product (OVOP) yang akan direalisasi dalam waktu dekat adalah komoditas bawang goreng dari Palu.
”Kami bersama Kotra akan mengunjungi Palu, Sulawesi Tengah sebagai sentra industri bawang goreng. Koperasi yang mendampingi program optimalisasi produk itu adalah Magau Bulava di Palu,” katanya kepada Bisnis, Rabu (19/2/2014).
Jika tidak ada kendala, maka Kotra sebagai tim ahli pemasaran bersama Kementerian Koperasi dan UKM sebagai instansi penanggungjawab program, segera me-launching Palu sebagai sentra industri bawang goreng melalui pendekatan program OVOP.
Pada Kamis (20/2/2014) hingga Jumat (21/2/2014) tim Kotra serta Kementerian Koperasi dan UKM akan berkunjung ke Palu untuk memastikan jadual launching program itu. Kotra bersama pemerintah Indonesia menandatangan kerja sama membangun 500 unit program OVOP.
Agar Palu bisa segera menjadi pusat industri bawang goreng yang sangat diminati masyarakat asing, pemerintah secara berkesinambungan melakukan sosialiasi program dengan pendekatan OVOP ke setiap provinsi Sulawesi lainnya.
Sebenarnya ada dua komoditas yang diprioritaskn dari Sulawesi Selatan masuk OVOP, yakni bawang goreng dan cokelat. Tepatnya di Kabupaten Parigi Moutong yang saat ini dikelola Koperasi Tani (Koptan) Sari Bumi. Namun untuk sementara konsentrasi baru tertuju untuk bawang goreng.
Menurut Meliadi, potensi sumberdaya alam yang dimiliki Sulawesi Tengah untuk kedua komoditas itu sangat besar. Untuk produk cokelat atau kakao nasionalnya misalnya, 60% disumbang dari kawasan itu. Sedangkan produk bawang goreng hanya ada di tiga kota, yakni Palu, Parigi, dan Donggala.
”Dengan demikian bisa disimpulkan bawang goreng dari Sulawesi Tengah sangat layak dioptimalkan dengan pendekatan OVOP. Adapun pemasaraannya dibantu Kotra yang memang ahli di bidang pemasaraan internasional,”ujar Meliadi Sembiring.
Bawang goreng menjadi komoditas unggulan dari Sulawesi Tengah, karena memiliki keunggulan komparatif tersendiri apabila dibandingkan demean produk sama dari daerah lain. Produk dari Sulawesi Tengah lebih renyah rasanya dan lebih kering. Musim tanamnya sangat mendukung karena tidak pernah putus sepanjang tahun.