Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Pelayaran Masih Didominasi Kapal Tua

Kondisi kapal tua dan bekas di dalam negeri menyiratkan industri pelayaran nasional belum bonafid.

Bisnis.com, JAKARTA—Kondisi kapal tua dan bekas di dalam negeri menyiratkan industri pelayaran nasional belum bonafid.

Hal ini disebabkan sokongan dana oleh perbankan lokal terhadap perusahaan pelayaran masih minim.

Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan saat ini terjadi peningkatan jumlah armada berbendera Indonesia, sayangnya tidak dibarengi dengan kualitas kapal. Menurutnya, hal itu disebabkan sulitnya para pengusaha  untuk mendapat pinjaman dari bank.

“Perbankan tidak memberi dukungan. Kalaupun pengusaha dapat dukungan dari [bank] luar negeri. Kalau bank lokal menahan diri pada pemodalan pelayaran,” ujarnya Senin (20/1).

Selain itu, ia mengatakan para pengusaha pelayaran nasional juga sulit menutup nilai investasi yang dikeluarkan lantaran pembiayaan yang digunakan pada usaha industri pelayaran menggunakan mata uang luar negeri, sedangkan transaksi usaha menggunakan mata uang rupiah.

“Kalau main di dalam negeri, mainnya pakai Rupiah. Investasi kurang bisa ditutup,” ujarnya.

Siswanto melanjutkan sebagian besar kondisi perusahaan pelayaran nasional masih dalam skala model UKM. Hanya beberapa perusahaan pelayaran saja yang cukup besar.

Dia mengutarakan, industri pelayaran di Indonesia juga dipisahkan dengan usaha pengelolaan terminal.

Di luar negeri, katanya, para pengusaha pelayaran juga dapat mengelola terminal pelabuhan sebagai penopang pendapatan sampingan.    

“Dipisahkan antara kegiatan pelayaran dan terminal. Biasanya diberikan usaha terminal atau usaha sampingan lainnya terkait industri pelayaran,” ucapnya.

Dampak dari minimnya dukungan terhadap industri pelayaran nasional, sambung Siswanto, akan dirasakan pada faktor keselamatan kapal.

Menurutnya, jika kondisi ini masih terus berlangsung, industri pelayaran nasional akan berhadapan dengan pelayaran yang rawan kecelakaan.

“Dia [kapal] harus direkondisi, ganti mesin dan plat. Itu semua kan butuh dana. Jadi kalau kondisi ini terus terjadi, kita akan berhadapan dengan industri pelayaran rawan kecelakaan,” ujarnya.

Dari data Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub ada 38 kapal jenis roll on roll off yang berusia di atas 30 tahun dengan berbagai jenis bahan kapal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Hilman
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper