Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebut Replanting Sawit, Kementan Siapkan Kredit Khusus

Pemerintah tengah menyiapkan skema kredit khusus bagi petani sawit swadaya yang hendak melakukan penanaman kembali (replanting). Areal kebun kelapa sawit yang butuh replanting diestimasi mencapai 300.000 hektare
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah tengah menyiapkan skema kredit khusus bagi petani sawit swadaya yang hendak melakukan penanaman kembali (replanting). Areal kebun kelapa sawit yang butuh replanting diestimasi mencapai 300.000 hektare

Menteri Pertanian Suswono menuturkan dari 9 juta ha kebun kelapa sawit di Indonesia, sebanyak 41% diantaranya merupakan perkebunan rakyat.

Umumnya, tanaman sawit rakyat membutuhkan revitalisasi karena umur tanaman telah mencapai lebih dari 25 tahun.

"Kebun rakyat ini perlu revitalisasi. Untuk replanting, kita sedang siapkan skema kredit bagi petani, karena saat replanting mereka tidak punya pendapatan, kredit ini untuk menutup biaya hidup," kata Suswono di sela 9th Indonesian Palm Oil Conference, Kamis (28/11/2013).

Pola pembiayaan tersebut, lanjutnya, tengah dimatangkan oleh Kementerian Pertanian, bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Kementerian Keuangan, dan perbankan BUMN.

"Di perbankan tidak ada skema kredit semacam ini. Sekarang sedang kita negosiasikan. Kebutuhannya sekitar Rp50 juta per ha," ujarnya.

Kementan berharap tahun ini regulasi terkait skema kredit revitalisasi kebun sawit petani dapat dirampungkan, sehingga penanaman kemnali dapat segera direalisasikan.

Revitalisasi kebun petani merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menggenjot produktivitas kelapa sawit rakyat. Pasalnya, produktivitas kebun petani tercatat baru 3,5 ton minyak kelapa sawit per hekare, sedangkan produktivitas kebun perusahaan sudah mencapai 6-7 ton CPO/ha.

 "Produktivitas perkebunan rakyat masih rendah, terutama kebun swadaya, karena petani belum sepenuhnya bisa menerapkan good agricultural practices," tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper