Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk menyatakan sejumlah proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang dan PLTU tengah menunggu beberapa pihak seperti kajian studi lahan dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dalam pembangunan transmisi.
Corporate Secretary Bukit Asam Joko Pramono mengatakan PLTU mulut tambang di Peranap, Riau membutuhkan lahan di bawah 300 hektare untuk pembangunan pembangkit berdaya kurang lebih 2x1.000 Mega Watt (MW). Dia menambahkan dalam perisapan itu tidak ada kendala pembebasan lahan.
"Lahan tidak akan sampai 300 hektare karena tidak membutuhkan area penyimpanan, sebab langsung dar mulut tambang sehingga luas lebih efisien," ujarnya, Kamis (28/11/2013).
Persiapan lahan untuk pembangunan pembangkit yang akan mengekspor listrik ke Malaysia itu telah memenuhi beberapa hal teknis yang diperlukan yaitu ketersediaan smber air, transportasi, dan kedekatan jarak pembangkit dengan mulut tambang. Jarak antara pembangkit dan mulut tambang, ujar Joko, kurang lebih 1 km - 2 km.
Peletakan batu pertama atau ground breaking selesai pada pertengahan Semester I 2015. Badan usaha milik negara tersebut mengatakan setelah studi kelayakan dan ground breaking selesai, perseroan akan melanjutkan pembangunan.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyatakan, PLTU mulut tambang Peranap akan mengalirkan listrik ke Malaysia sebesar 1.000 MW pada 2018. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, investasi total US$2 miliar hingga US$2,5 Miliar. Penjualan listrik ini merupakan kerja sama antara PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Tenaga Nasional Berhard (TNB) dari Malaysia, dan Bukit Asam.
"Selain ke Malaysia, dari PLTU mulut tambang tersebut akan mengaliri Singapura dan Thailand."