Bisnis.com, NUSA DUA, Bali - Negara-negara Asean berkomitmen menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk mengurangi penggunaan minyak bumi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan dorongan pemanfaatan EBT di setiap negara Asean disebabkan permintaan energi di setiap negara naik tetapi pasokan energi fosil semakin berkurang.
"Kami berkomitmen untuk mendorong penggunaan energi terbarukan dengan mempermudah dari sisi birokrasi," katanya, Rabu (25/9/2013).
Jero mengatakan komitmen setiap negara Asean yang dimaksud adalah mempermudah izin dari pihak pemerintah. Mereka akan memberikan payung hukum untuk pengembangan EBT.
Dalam acara 31st Asean Ministry on Energy Meeting, turut diundang tiga negara yang telah memiliki teknologi untuk mengembangkan energi terbarukan yaitu China, Jepang, dan Korea Selatan. Tiga negara tersebut diharapkan menjadi investor pengembangan EBT di negara-negara Asean.
Kompensasi dari kerja sama penyediaan energi dan teknologi EBT tersebut adalah jual beli gas dan batu bara atau tergantung kerja sama antara Negara
Asean dengan tiga negara itu. Namun, Jero mengatakan, jika pembangunan pembangkit listrik tenaga EBT mangkrak bahkan gagal maka Indonesia akan
mengurangi ekspor pasokan komoditas yang disepakati.
Misalnya Indonesia akan mengurangi mengekspor gas ke Jepang atau batu bara ke China. Saat ini penggunaan EBT di negara-negara Asean telah di mulai antara lain di Filipina dan Thailand. Para menteri energi tersebut telah sepakat untuk memberikan insentif bagi pengembang. Hal itu juga ditunjang dengan penetapan harga jual beli listrik yang ekonomis.
Di Indonesia, percepatan birokrasi yang dimaksud adalah memberikan himbauan pada pemerintah daerah agar cepat memberikan izin jika ada investor yang
akan membangun pembangkit. Selain itu, pemerintah dan juga pihak pengembang akan mempercepat untuk memberi pemahaman pada masyarakat.
Penggunaan EBT sebagai ketahanan energi telah dijadwalkan dalam Asean Plan of Action On Energy 2010-2015. Selain berkomitmen untuk mengembangkan EBT,
dalam pertemuan ini para menteri energi juga menyepakati untuk meneruskan kerja sama interkoneksi listrik serta pipa gas.
Interkoneksi listrik antara Indonesia dari Malaysia tengah menunggu studi kelayakan. Sedangkan untuk interkoneksi pipa gas, para menteri negara-negara
Asean tersebut telah menandatangani dalam memorandum of understanding (MoU) untuk melanjutkan proyek pipa gas trans Asean.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Presiden Boediono mengatakan kerja sama antara negara Asean, terutama di bidang energi sangat diperlukan. Hal ini
merupakan komitmen bersama ketika Asean terbentuk. "Konsekuensi karena sejarah dan geografi yg sama, Asean harus membentuk kerja sama jangka panjang," ujarnya.