Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian masih meragukan hasil sensus peternakan yang baru saja di rilis BPS (Biro Pusat Statistik), terutama mengenai populasi sapi ternak. Berdasarkan hasil sensus sementara yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), populasi ternak turun lebih dari 2,5 juta ekor selama kurun waktu tersebut.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan banyak daerah yang melakukan komplain ke kementeriannya terkait hasil sensus ternak yang dilansir BPS baru-baru ini.
Ia menyebutkan, daerah sentra ternak seperti Jawa Timur merasa kaget atas turunnya populasi sapi yang ada diwilayahnya.
“Kementerian akan mengkaji hasil ini, karena berdasarkan laporan dari beberapa daerah sentra seperti Jawa Timur juga merasa kaget atas hasil sensus tersebut. Karena itulah kita sedang intensif mencari penyebabnya,” jelasnya Jumat (13/9/2013).
Berdasarkan data hasil sensus ternak pada 2011 tercatat populasi sapi dan kerbau yang ada di peternak lokal mencapai 16,73 juta ekor. Sementara pada sensus ternak yang dilakukan baru-baru ini diketahui populasi sapi dan kerbau hanya 14,17 juta ekor saja atau turun sekitar 2,5 juta ekor.
Dugaan sementara atas turunnya populasi ini diakibatkan banyaknya sapi yang dipotong beberapa waktu lalu ketika harga sapi naik akibat kelangkaan daging sapi di pasaran. Mentan menilai hal tersebut mungkin saja terjadi tetapi tidak menutup kemungkinan adanya faktor lain.
“Hasil sensus pada dasarnya bisa ada dua kemungkinan, ada kemungkinan sensus pada 2011 ini tidak akurat, atau bisa juga sebaliknya, hasil sensus pada 2013 ini yang kurang akurat,” ungkapnya.
Kementerian sudah menurunkan tim untuk melakukan verifikasi di lapangan. Nantinya, hasil verifikasi dari tim ini akan dijadikan landasan dalam menentukan roadmap swasembada daging kedepan.
“Kalau mengacu pada data 2011 kita optimis roadmap yang kita rancang berjalan, tetapi ini kan ada indikasi penurunan populasi jadi kami menunggu verifikasi dari tim yang dibentuk, setelah itu akan kita evaluasi guna menentukan roadmap yang lebih realistis,” pungkasnya.