Bisnis.com, JAKARTA – Harga teh Kenya, yang merupakan negara pengekspor terbesar dunia, diproyeksikan akan melemah akibat krisis yang terjadi di Mesir di tengah peningkatan pasokan.
“Harga diperkirakan tetap tertekan akibat krisis Mesir, yang membeli seperlima teh kami,” Peter Kimanga, chairman of the East African Tea Traders Association, melalui telepon dari Mombasa, di mana lelang diselenggarakan setiap pekan.
“Masalah itu datang ketika kami memiliki pengalaman untuk meningkatkan produksi selama musim hujan yang panjang.”
Sementara itu konsumsi juga turun di sejumlah negara pengimpor seperti Pakistan dan Afghanistan seiring dengan musim panas saat masyarakat yang minum teh hangat menjadi sedikit.
Harga teh di Kenya turun 4,4% menjadi hanya US$2,41 per kilogram (2,2 pounds) pada lelang pekan ini dari harga sebelumnya, sementara itu penjualan turun menjadi hanya 4,5 juta kg dari sebelumnya 5,3 juta kilograms, demikian Tea Brokers East Africa Ltd.
Kenya, negara dengan perekonomian terbesar di Afrika Timur, memproyeksikan produksi 410 juta kilograms pada 2013, merupakan angka tertinggi dalam satu dekade terakhir, kata Kimanga. Teh merupakan komoditas ekspor terbesar Kenya yang mendatangkan devisa US$1,2 miliar pada tahun lalu.