Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RIPH: Jumlah Peminat Rekomendasi Di Semester II Bakal Bertambah

BISNIS.COM, JAKARTA--Jumlah perusahaan pengaju Rekomendasi Impor Produk Hortikultura untuk semester II/2013 bakal melebihi semester I/2013.

BISNIS.COM, JAKARTA--Jumlah perusahaan pengaju Rekomendasi Impor Produk Hortikultura untuk semester II/2013 bakal melebihi semester I/2013.

Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan saat ini jumlah pengaju RIPH telah menembus 170 perusahaan.

"Sekarang saja yang megajukan sudah 170 perusahaan, padahal untuk semester I cuma 130 perusahaan," ujarnya, Selasa (2/4).

Rusman menambahkan Kementan akan melakukan perbaikan dalam pemrosesan RIPH untuk merespons bertambahnya jumlah pengaju. Salah satu hal yang akan dibenahi adalah prosedur pemrosesan.

Pada semester I, lanjutnya, permohonan RIPH yang masuk harus masuk terlebih dahulu diurus oleh Tata Usaha Kementan. Permohonan tersebut kemudian diberi nomor dan diteruskan ke Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.

"RIPH kan tanda tangannya atas nama Kementan, jadi dinomori dulu dan itu memakan waktu. Untuk semester II SOP akan dibenahi, kuasa penuh kuota dan penomoran ada di Dirjen P2HP," ungkapnya.

Dengan pembenahan prosedur, lanjutnya, sistem pengurusan RIPH akan berlangsung layaknya ban berjalan. Surat permohonan tidak ditumpuk dan diselesaikan di satu bagian dulu, melainkan diurus berdasarkan asaz first come first serve.

Rusman menambahkan pemrosesan RIPH di semester II/2013 akan melibatkan kajian akademik. Menurutnya, hal tersebut berbeda dengan penetapan kuota impor hortikultura di semester I/2013 yang hanya menggunakan pengalaman masa lalu.

"Kajian ahli nantinya dilakukan oleh staf ahli menteri. Ini sudah dibentuk dan isinya profesor-profesor yang mumpuni di bidangnya," imbuhnya.

Tim akademik tersebut, lanjutnya, bertugas untuk melalukan perhtiungan pasokan dalam negeri dan kebutuhan nasional. Perhitungan yang lebih tepat diharapkan bisa meminimalisir salah hitung kebutuhan impor yang berimbas pada minimnya pasokan produk hortikultura.

Tugas lain yang diberikan kepada tim akademik adalah menghitung dampak dari impor produk hortikultura.

"Nanti mereka juga hitung dampaknya ke inflasi berapa. Itu kan tidak ada di semester I," ucapnya.

Rusman mengakui tingginya inflasi di 3 bulan pertama tahun ini merupakan akibat dari keterlambatan pengurusan RIPH. Meski hal tersebut sudah diramal sebelumnya, tetapi tidak ada tim khusus yang memprediksi itu.

Asal tahu saja, inflasi di Januari 2013 merupakan inflasi tertinggi sepanjang 5 tahun terakhir. Adapun di Februrai inflasi merupakan yang tertinggi sepanjang 10 tahun terakhir dan Maret tertinggi selama 5 tahun terakhir.

"Nanti kan pengurusan RIPH-nya lebih cepat, jadi mudah-mudahan pasokan bisa terjamin dan pengaruhnya ke inflasi tidak tinggi," ujarnya.

Meski meyakini pemrosesan RIPH bakal lebih cepat, tetapi penerapan perizinan satu pintu tidak akan bisa dilakukan pada semester II. Rusman mengatakan, sistem tersebut paling cepat diimplementasikan di semester I tahun depan. (faa)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Kholikul Alim
Editor : Others

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper