Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA—Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku belum berhasil melaksanakan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) sebagai salah satu program utamanya di 2012.

 

Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan belum berhasilnya program konversi BBM ke BBG disebabkan persoalan teknis yang belum terselesaikan. Misalnya, masih terbatasnya bengkel yang dapat menerapkan converter kit di kendaraan bermotor.

 

“Jadi persoalan teknis konversi BBM ke BBG masih sulit. Penyiapan bengkel dan sumber daya manusianya juga masih agak sulit, sehingga impor converter kit-nya belum bisa dilakukan meski tendernya sudah dilakukan,” katanya di Kantor ESDM hari in, Rabu (26/12/2012).

 

Dia mengungkapkan penganggaran impor converter kit yang tidak bisa multi years juga menyebabkan pihaknya harus mengulang proses impor di 2013. Selain itu, minimnya stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) juga menjadi masalah tersendiri dari pelaksanaan konversi BBM ke BBG itu.

 

Kedepannya, Kementerian ESDM akan mendorong pihak swasta untuk lebih aktif berpartisipasi melaksanakan program konversi itu. “Tahun depan, swasta yang akan kami dorong untuk bergerak. Jadi kami akan meminta beberapa bengkel swasta untuk berdedikasi menerapkan converter kit di kendaraan bermotor,” ujarnya.

 

Selain mengakui belum berhasil melaksanakan konversi BBM ke BBG, Jero juga mengakui belum optimal melaksanakan sejumlah programnya di 2012, seperti penghematan energi dan mengatasi penyelundupan BBM bersubsidi.

 

“Sulit ternyata meminta masyarakat melakukan penghematan energi. Meskipun hanya mematikan lampu di ruangan yang ditinggalkan. Tetapi budaya masyarakat di Tanah Air memang sulit untuk diajak berhemat,” jelasnya.

 

Sementara untuk penyelesaian penyelundupan BBM, Jero menegaskan pihaknya terus melakukan operasi untuk mengungkap penyelundupan BBM. Hanya saja selalu muncul pelaku penyelundupan baru karena perbedaan harga yang tinggi antara BBM bersubsidi dengan BBM non subsidi.

 

“Kami telah menangkap beberapa pelaku penyelundupan, tetapi penyelundupan selalu muncul kembali. Kami juga sudah bekerja sama dengan pihak Kepolisian dan TNI untuk mengatasi penyelundupan BBM ,” tuturnya.

 

Sebelumnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyebut penyelewengan BBM bersubsidi sejak Januari hingga minggu pertama Desember 2012 mencapai 3,2 juta ton.

 

Satgas Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi dalam operasi serentak yang dilakukan berhasil menemukan 22 tanki minyak dengan kapasitas 1 ton untuk setiap tankinya di Pekanbaru, Riau.

 

“Informasi yang kami peroleh stok BBM di lokasi itu habis setiap 3 hari. Kemudian kami juga menemukan 7 ton BBM bersubsidi di Pontianak, Banjarmasin 650 ton, serta kapal tongkang yang berisi 4 ton dengan indikasi pengoplosan minyak tanah,” Ketua Satgas Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi Karseno. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper