JAKARTA--Penataan multimoda transportasi mendesak dilakukan, mengingat Indonesia akan memasuki Asean Connectivity pada 2015. Salah satu langkahnya adalah mendirikan badan usaha khusus multimoda.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan L. Denny Siahaan mengatakan perlu adanya Badan Usaha Multimoda yang diregulatori oleh Kementerian Perhubungan dalam satu direktorat jenderal (ditjen) diluar yang ada saat ini yakni Ditjen Perhubungan Udara, Laut, Darat, dan Kereta Api.
"Kami sudah sampaikan ke Menteri Perhungan hasil studi kami mengenai konsep didirikannya Ditjen Multimoda di Kemenhub dengan lima unit eselon II, sudah lengkap susunan direktorat ini sampai ke kepala seksi," kata Denny saat press background mengenai Implementasi Sistranas Pada Penyusunan Tataran Transportasi Wilayah, di Jakarta, Rabu (14/11).
Dia menambahkan dalam Ditjen Multimoda ini akan diatur soal sarana, prasarana, dan angkutan khusus seperti angkutan Lebaran, Natal, Tahun Baru, liburan sekolah, saat terjadi bencana alam.
Menurutnya, multimoda transportasi ini sudah sangat penting diterapkan di Indonesia mengingat pada 2015 Indonesia sudah harus mengikuti Asean Connectivity, yakni terkoneksinya seluruh moda angkutan transportasi di seluruh negara Asean, yakni bebas beroperasi ke negara-negara anggota Asean.
"Dalam cetak biru Sistem Logistik Nasional, memang soal transportasi menjadi kontributor terbesar untuk tingginya biaya logistik nasional. Untuk itu perlu konsep multimoda transportasi yang terpadu, kalau transportasi lancar, biaya akan efisien," tutur Denny. (if)