JAKARTA: Ratusan produsen furnitur nasional akan memamerkan produk-produknya pada ajang Indonesia Furniture Fair (IFF) 2012 di Ibu Kota, dengan target penjualan mencapai Rp25 miliar.
PT Mediatama Binakreasi selaku penyelenggara IFF 2012 menargetkan jumlah pengunjung sekitar 30.000-35.000 orang, meningkat dibandingkan pencapaian IFF tahun lalu yang hanya berkisar 27.000 pengunjung.
“Pada IFF tahun lalu omset kami Rp20 miliar, kami harapkan [pada IFF tahun ini] naik 10%-30% menjadi sekitar Rp25 miliar,” ujar Presiden Direktur PT Mediatama Binakreasi Bramantyo W hari ini, Selasa (6/11/2012).
Bramantyo mengatakan meskipun ekspor furnitur sedang lesu, tetapi pasar domestik masih menjanjikan keuntungan. Optimisme tersebut yang melandasi perhelatan IFF kembali digelar.
“Saat ini mebel-mebel China masuk pasar dalam negeri dan itu sebenarnya bisa dilawan dengan mebel-mebel kita yang variasinya banyak dan kebanyakan menggunakan solid wood sebagai bahan baku,” tuturnya.
Selain mengandalkan pada pasar domestic, lanjut Bramantyo, produsen furniture nasional juga tengah giat menjajaki pasar baru di kawasan Amerika Selatan dan Asia.
Diversifikasi pasar diharapkan bisa mengompensasi penurunan permintaan dari Amerika Serikat dan Eropa sehingga penurunan ekspornya diharapkan tidak terlalu dalam.
Project officer IFF Ken Aditya mengatakan sekitar 110 perusahaan furniture nasional akan memajang produk karyanya selama Sembilan hari pelaksanaan IFF 2012 (24 November-2 Desember).
Produk-produk furniture yang akan ditampilkan sebagian besar akan menonjolkan penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, bergaya minimalis dan modern, mengikuti tren pasar.
“Kalau pada IFF tahun llau jumlah pengunjungnya mencapai 27.000 orang, maka tahun ini pengunjungnya kami targetkan sekitar 30.000-35.000 orang,” katanya.
Andre Sundriyo, Kepala Divisi Marketing dan Promosi Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), menuturkan industri mebel dan kerajinan nasional, yang kebanyakan berskala kecil dan menengah, memiliki modal kuat untuk bertahan dari imbas krisis global.
Modal yang dimaksud adalah keuletan, optimisme, serta kreatifitas tinggi, yang merupakan warisan dari para leluhur.
“Kami berharap krisis pulih tahun depan sehingga industri kembali bergairah," katanya. (sut)