JAKARTA: PT Star Polaris, prosuden obat herbal berbahan baku China, membangun pabrik di dalam negeri menyusul penggunaan obat herbal di Indonesia makin hari makin meluas.
Direktur Utama PT Star Polaris Farida Salimun mengatakan pihaknya yakin dengan mendirikan pabrik herbalnya di Indonesia karena kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan semakin meningkat.
Star Polaris merupakan pemegang merek dagang ramuan tradisional Dan Shen Goji. Farida mengatakan sudah membangun pabrik di Indonesiasebagai basis pasar dalam negeri dan ekspor.
"Mulanya sejak akhir 2007 saya adalah pengkonsumsi herbal yang disarankan Sinshe di China untuk penyakit liver dan insomnia saya. namun ketika menyadari manfaatnya dan banyak yang menyarankan saya pun membuka pabrik sendiri di Indonesia untuk produk hebal," katanya, Kamis (11/10/2012).
Kendati berbau China dan menggunakan bahan baku berasal dari China, dia memastikan produk herbal buatannya merupakan produk asli karya anak bangsa.
"Kami yang pertama menggabungkan dua jenis herbal menjadi satu produk, yakni Dan Shen (ginseng merah) dan buah goji berry. Nama dan produk ini asli kreasi kami," ujarnya.
Dan Shen (Radix Salviae miltiorrhizae) adalah tanaman rempah yang digunakan oleh bangsa China untuk memelihara kesehatan peredaran darah terutama di pembuluh-pembuluh kapiler. Teh herbal Dan Shen diracik untuk dapat membersihkan pembuluh darah, mencegah penggumpalan darah, juga untuk meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan mengurangi kolesterol jahat (LDL).
Mantan pengusaha properti ini mengatakan saat ini dengan investasi alat baru senilai Rp1 miliar, pabriknya mampu memproduksi mencapai 1.800 dus perhari dengan harga jual per satu dusnya Rp375.000 . Pada tahun pertama produksi di 2011 lalu, perusahaannya berhasil menjual 15.000 dus. Kemudian dari awal 2012 sampai saat ini sudah berhasil terjual 20.500 dus.
Praktisi Kesehatan dari Universitas Pajajaran Dr. Dedy Susanto menuturkan, pengunaan produk herbal saat ini memang semakin meningkat di tengah makin meningkatnya kesadaran untuk mengurangi konsumsi obat kimiawi.
"Obat kimia ternyata tak cukup menyembuhkan karena hanya meredakan gejala bukan meregenarsi sel jadi obat kimia justru cenderung merusak. Ini karena dokter biasanya hanya kasih obat dan kalau kurang dosisi dtambah, jadi hanya adu obat, adu pabrikan," tuturnya.(msb)