PALEMBANG- Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan memperbaiki produksi kopi yang merupakan komoditas andalan provinsi tersebut dengan mengembangkan teknik kopi sambung di areal seluas 200 hektare.Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Dinas Perkebunan Sumatra Selatan, Dian Eka Sapta,mengatakan produksi kopi Sumsel selama ini kurang efektif karena petani masih menggunakan kopi tradisional atau cara lama."Selama ini produksi kopi Sumsel terus menurun karena petani menggunakan cara lama. Program kopi sambung ini untuk menggenjot kembali produksi kopi Sumsel," katanya, Senin (3/9).Kopi khas Sumsel tersebar di lahan seluas 256.149 yang berada di 5 kabupaten, meliputi Kabupaten Oku Selatan seluas 70.799 ha, Empat Lawang 61.978 ha. Sisanya berada di Muara Enim, Lahat dan Pagar Alam.Dia mengatakan untuk memperbaiki produksi salah satu komoditas perkebunan andalan Sumsel tersebut, pihaknya sedang menggalakkan produk kopi sambung.Kopi sambung yang dikenal juga dengan sebutan kopi stek merupakan kegiatan rejuvenasi atau sambung pucuk yang membuat cabang baru dengan menyambungkannya dengan bibit unggul.Melalui metode ini produksi dapat meningkat dua kali lipat karena bisa berbuah rutin secara berkala.Menurut Dian melalui teknik tersebut produktivitas tanaman dapat meningkat signifikan jadi 6 ton per ha dari yang biasanya hanya 1-2 ton per ha."Pada 2013 kami targetkan penerapan kopi sambung bisa dilakukan di areal seluas 800 ha di 5 kabupaten penghasil kopi,"lanjutnya.Petani Sumsel sendiri mulai tertarik dengan teknik tersebut sejak 2004 melalui program sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SLPHT) .Teknik kopi sambung, menurut Dian, memerlukan keterampilan dan keahlian petani kopi. Karena itu, pihaknya juga mementingkan pemberian edukasi terkait program tersebut kepada petani."Kami sudah menerapkan program kopi sambung di Kecamatan Dempo Utara Kabupaten Pagar Alam. Hasilnya produktivitas tanaman bisa menjadi 3 ton per 0,5 ton, harga jualnya pun tergolong menarik sebesar Rp15.000 per kg," paparnya.Dia menambahkan selain kuantitas, kualitas biji kopi saat ini semakin rendah dan menyebabkan turunnya harga jual kopi Sumsel di pasar lokal."Biasanya harga bisa mencapai Rp20.000 per kg, sekarang sudah turun sekitar Rp12.000 per kg . Selama ini banyak pula petani yang lebih memilih menanam karet," katanya.Dinas Perkebunan juga berharap nantinya dinas pemerintah lain di Sumsel juga dapat membantu penghiliran kopi sehingga petani mendapat nilai tambah dari komoditas ini. (faa)
BIJI KOPI: Pemrov Sumsel Kembangkan Kopi Sambung
PALEMBANG- Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan memperbaiki produksi kopi yang merupakan komoditas andalan provinsi tersebut dengan mengembangkan teknik kopi sambung di areal seluas 200 hektare.Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Dinas Perkebunan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dimas Priyanto
Editor : Dara Aziliya
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

4 menit yang lalu
Gerak Vanguard dan Blackrock di Bank Jago (ARTO)

34 menit yang lalu
Beda Arah Ciputra (CTRA) dengan PANI & BSDE di Era Rumah Subsidi Mini
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

54 menit yang lalu
Pengusaha Buru-buru Ekspor Jelang Berakhirnya Masa Jeda Tarif Trump

1 jam yang lalu
Bursa Asia Awal Juli Tersandung Deadline Tarif Trump
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
