JAKARTA: Pusat Investasi Pemerintah (PIP) siap menanamkan investasi sebesar Rp649,8 miliar untuk mendukung pendanaan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTHM) pada Semeseter II/2012.
Kepala PIP Soritaon Siregar mengatakan saat ini sudah ada 10 calon investor yang mengajukan permohonan dana talangan dari PIP untuk pengerjaan proyek minihydro.
“Rencananya dalam waktu dua atau tiga bulan ke depan sudah bisa disalurkan, karena memang sangat ketat untuk ke swasta. Investasi yang disiapkan Rp649,8 miliar,” ujarnya kepada Bisnis Minggu (26/8/2012).
Menurutnya, PIP tidak membatasi jumlah proyek PLTHM yang akan mendapat dukungan pendanaan dari instansinya, yang terpenting proyek tersebut dinilai layak, berkualitas, dan investornya memiliki komitmen tinggi.
“Yang penting feasible akan kita eksekusi untuk mendapat dukungan dana,” tuturnya.
Sementara itu untuk lokasinya berada pada 10 titik yang tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Sulawesi. Namun, sekitar 50% hingga 60% diantaranya berada di Sumatera Utara.
Dia menjelaskan proyek PLTHM yang dikerjakan oleh pihak swasta tersebut akan menghasilkan listrik dengan kapasitas maksimal 10 megawatt. Setelah terbangun,PT PLN (persero) wajib untuk membeli hasil produksi tersebut.
“PLTHM memang menghasilkan kapasitas listrik 10 MW ke bawah. Hasilnya harus dibeli PLN nggak ada nego-nego karena sesuai dengan kesepakatan,” ujarnya.
Proyek Geothermal
Selain proyek mini hydro, PIP juga menyiapkan investasi untuk proyek energi listrik ramah lingkungan lainnya yakni geothermal guna mempercepat pengembangan pembangkit listrik panas bumi.
Pada Semester II ini ditargetkan PIP dapat menanamkan investasi sebesar US$192 juta yang terbagi untuk proyek geothermal tahap eksploitasi (pencairan data) sebesar US$132 juta, dan tahap eksplorasi US$60 juta.
“Fasilitas dana ini bisa dimanfaatkan oleh pemerintah daerah, pemegang ijin usaha pertambangan (IUP) dan pemegang kuasa pengusahaan (PKP) sumber daya panas bumi.”
Menurutnya pemberian dana talangan untuk geothermal tersebut saat ini masih dalam tahap penyelesaian akhir untuk konsultan . Tim konsultan yang terdiri dari berbagai negara seperti Jepang, Norwegia, Australia, dan Amerika Serikat tersebut dibentuk guna mengurangi resiko investasi geothermal.
Pasalnya, proyek tersebut terbilang cukup beresiko tinggi karena dari 10 yang dieksploitasi hanya 3 yang bisa masuk ke tahap eksplorasi sehingga akan sulit bila hanya berharap dari pihak swasat maupun pemda sehingga dibutuhkan fasilitas pendanaan dari PIP.
“Mudah-mudahan bisa segera teralisasi pada Semester II ini,” tuturnya. (sut)