Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEFISIT ANGGARAN: Pemerintah Harus Cegah Dana Keluar Perusahaan Global

JAKARTA: Kalangan pengamat menilai tren penurunan nilai neraca berjalan tidak akan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi karena diiringi oleh kenaikan realisasi investasi.

JAKARTA: Kalangan pengamat menilai tren penurunan nilai neraca berjalan tidak akan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi karena diiringi oleh kenaikan realisasi investasi.

 

Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Destry Damayanti mengatakan penurunan nilai neraca berjalan tidak hanya didorong oleh penurunan kinerja neraca perdagangan.

 

Dia menjelaskan neraca berjalan Indonesia mengalami tren penurunan akibat laju pertumbuhan impor yang didorong oleh pertumbuhan konsumsi domestik.

 

Menurutnya, defisit neraca berjalan juga dipengaruhi oleh tingginya repatriasi pendapatan dalam beberapa tahun terakhir sebagai dampak dari pertumbuhan investasi langsung (FDI) di Indonesia.

 

“Defisit neraca berjalan tidak perlu dikhawatirkan. Itu juga merupakan konsekuensi dari arus FDI yang tinggi,” katanya, hari ini.

 

Data Bank Indonesia menyatakan defisit neraca berjalan pada kuartal I/2012 mencapai US$2,9 miliar atau lebih tinggi dari surplus neraca modal yang sebesar US$2,2 miliar.

 

Sebelumnya, DBS Group Ltd memperkirakan tahun ini neraca berjalan Indonesia akan mencetak defisit senilai 0,5% dari PDB.

 

Destry menjelaskan pemerintah harus menyiapkan langkah untuk menekan arus keluar repatriasi pendapatan perusahaan-perusahaan global guna menahan tren kenaikan defisit neraca berjalan.

 

Perusahaan asing yang berinvestasi harus didorong untuk menanamkan modal kembali di Tanah Air melalui berbagai insentif.

 

“Bisa bermacam-macam. Pemerintah bisa sediakan insentif fiskal atau perbaikan infrastruktur dan ketersediaan listrik agar mereka tertarik re-invest,” jelasnya. (yus)

 

SITE MAP:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper