Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah akui banyak kecelakaan kerja yang tidak dilaporkan

JAKARTA: Pemerintah mengakui banyak kecelakaan kerja yang tidak dilaporkan perusahaan, sehingga pada akhirnya meningkatkan biaya produksi yang berujung pada menurunnya produktivitas kerja.Menurut Menakertrans Muhaimin Iskandar, selama ini risiko yang

JAKARTA: Pemerintah mengakui banyak kecelakaan kerja yang tidak dilaporkan perusahaan, sehingga pada akhirnya meningkatkan biaya produksi yang berujung pada menurunnya produktivitas kerja.Menurut Menakertrans Muhaimin Iskandar, selama ini risiko yang dihadapi oleh pekerja adalah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, jadi diperlukan adanya kemampuan penyesuaian serta upaya pencegahan terhadap dampak negatifnya."Secara global, kerugian ekonomi akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja mencapai 4% daripendapatan per kapita di setiap negara," ujarnya saat membuka pertemuan ilmiah Perdoki (perhimpunan spesialis kedokteran okupasi), hari ini.Bahkan, lanjutnya, laporan International Labour Organization (ILO) pada 2008 menyebutkan setiap tahun diperkirakan ada sebanyak 1,2 juta jiwa pekerja meninggal karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja.Di Indonesia, dengan memakai data yang bersumber dari pengajuan klaim jamsostek menunjukan angka kecelakaan kerja masih tinggi bahkan cenderung meningkat, baik untuk angka total kasus kecelakaan kerja maupun biaya yang dikeluarkan untuk klaim itu.Pada 2010, tercatat ada 98.711 kasus kecelakaan kerja, dari angka itu tercatat 2.191 orang tenaga kerjameninggal dunia dan menimbulkan cacat permanen pada sekitar 6.667 orang. Jumlah klaim jamsostek yang harus dibayarkan pada tahun lalu untuk kasus tersebut mencapai lebih dari Rp401,23 miliar.Muhaimin menuturkan bahwa masih banyak kendala dan masalah yang dihadapi dalam penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Indonesia."Untuk itu, semua pihak harus memiliki tanggung jawab bersama untuk mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan K3, sekaligus mewujudkan budaya K3 pada 2015," tuturnya.(api) 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper