Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Harus ada diversifikasi pasar ekspor'

JAKARTA: Diversifikasi pasar ekspor Indonesia menjadi satu opsi pemerintah untuk mengantisipasi penurunan volume ekspor ke Amerika Serikat, Eropa, dan China sebagai akibat dari ketidakstabilan perekonomian global.Menteri Koordinasi bidang Perekonomian

JAKARTA: Diversifikasi pasar ekspor Indonesia menjadi satu opsi pemerintah untuk mengantisipasi penurunan volume ekspor ke Amerika Serikat, Eropa, dan China sebagai akibat dari ketidakstabilan perekonomian global.Menteri Koordinasi bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengakui dampak perburukan pasar Eropa dan AS akan berdampak pada China yang bermuara pada penurunan ekspor Indonesia ke negara Tirai Bambu itu."Memang salah satu pasar besar kita itu Tiongkok, kalau Eropa dan Amerika seperti itu, Tiongkok akan terpukul. Sekarang ekonomi Tiongkok harus kita akui menjadi perhatian serius kita," ujar Hatta, Jumat 23 September.Menurut Hatta, ketergantungan Indonesia pada pasar tradisional sebenarnya termasuk tidak terlalu besar. "Misalkan Eropa dan Amerika itu kita tidak terlalu besar dibandingkan perdagangan south to south itu sudah 54% dari total perdagangan kita," jelas Hatta.Kementerian Perdagangan mencatat pangsa pasar ekspor Indonesia ke Eropa 8,6% dan ke AS sebesar 9,1 %. Melirik peta perdagangan dunia, lanjut Hatta, emerging countries potensial untuk dijadikan negara tujuan ekspor yang baru."Perdagangan dunia pun sudah seperti itu, south to south meningkat, artinya negara-negara emerging yang memiliki purchasing power terus meningkat ini menjadi sasaran. Kita juga akan terus diversifikasi ke arah itu," lanjutnya.Menko menekankan pasar Asia Timur dan Asean akan diutamakan dalam proyek diversifikasi pasar ekspor. "Diversifikasi ekspor harus kita lakukan. Ingat ya, pasar pendulum bergerak ke East Asia," ujar Hatta.Namun demikian, neraca ekspor Indonesia menunjukkan 5 negara tujuan utama ekspor Indonesia per semester I 2011 masih diduduki oleh Jepang, AS, Singapura, China (RRT), dan India.Selain kawasan Asia, Menko juga melihat potensi positif diversifikasi pasar ekspor ke kawasan Afrika."Kawasan Afrika merupakan kawasan yang perekonomiannya tumbuh pesat dan ada beberapa yang kita bisa complementary," ujar Hatta.Hatta mengungkapkan komoditas Indonesia yang potensial untuk dieskpor ke kawasan Afrika mencakup produk-produk pertaian dan otomotif. "Seperti produk-produk pertanian kita kan cukup bagus untuk dibawa ke sana seperti palm oil. Kalau pertambangan dia kuat, kita tentu tidak ke sana, tapi produk-produk yang bersifat otomotif kita bisa," papar Menko.Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, pasar ekspor Indonesia yang sudah dijajaki dan mengalami pertumbuhan pesat di kawasan Afrika mencakup negara Mesir, Afrika Selatan, Angola, Algeria, Tanzania, Kenya, Ghana.Sebelumnya, Kepala Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia, Didik J. Rachbini juga menilai perlunya diversifikasi pasar ekspor Indonesia ke kawasan Asean, Asia Timur dan Afrika."Amerika dan Eropa tetap penting. Tapi kalau di sana drop, di sini [Asia] harus naik, antara China, Jepang dan Asean. Plus yang Asia Timur itu, Korea Selatan, Taiwan dan Hongkong, juga pasar di Afrika dan India," ujar Didik. (Ana Noviani/ea)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper