Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 Negara tambah cadangan emas

LONDON: Meksiko, Rusia, dan Thailand menambah cadangan emas senilai total US$6 miliar pada Februari dan Maret menyusul lonjakan harga yang mencapai rekor dan melemahnya dolar AS. Data International Monetary Fund (IMF) memperlihatkan Meksiko membeli sebanyak

LONDON: Meksiko, Rusia, dan Thailand menambah cadangan emas senilai total US$6 miliar pada Februari dan Maret menyusul lonjakan harga yang mencapai rekor dan melemahnya dolar AS. Data International Monetary Fund (IMF) memperlihatkan Meksiko membeli sebanyak 93,3 metriks ton sejak Januari menambah cadangan menjadi 6,9 ton. Rusia meningkatkan cadangan sebesar 18,8 ton menjadi 811,1 ton per Maret. Adapun Thailand menambah aset logam mulia sebesar 9,3 ton menjadi 108,9 ton pada bulan yang sama.Kebijakan bank-bank sentral menumpuk cadangan emas ini dipicu oleh pembelian besar-besar oleh para miliader termasuk John Paulson, sehingga mendorong kenaikan harga terlama sejak 1920. Kejadian yang sama juga terjadi pada 1980 ketika harga emas mencapai rekor US$850 per ounce."Bank sentral mempunyai alasan yang bagus untuk membeli emas. Dolar AS tidak lagi menjadi aset yang aman untuk menopang ekonomi negara. Obligasi negara juga tidak menarik untuk investasi," kata Peter Morici, profesor bisnis pada University of Maryland College Park yang juga mantan penasehat ekonomi pemerintah AS.Emas untuk pengiriman segera naik mencapai rekor pada US$1.577,57 per ounce pada 2 Mei dan diperdagangkan pada US$1.539,29 pada 3:04 p.m. di London kemarin. Harga emas melonjak 8,3% sepanjang tahun ini dan sudah memberi keuntungan dalam 10 tahun terakhir.World Gold Council melaporkan kepemilikan emas secara global, baik oleh negara maupun lembaga seperti IMF, mencapai 30.523 ton per April. Dolar AS terpuruk ke level terendah sejak Juli 2008 terhadap enam valuta utama. Indeks Bank of America Merrill Lynch mencatat obligasi treasury kehilangan investor sebesar 0,14% pada Februari dan Maret.Pada sesi awal perdagangan emas sempat turun setelah Wall Street Journal melaporkan Soros Fund Management LLC melepas kepemilikan logam mulia untuk mengurangi risiko deflasi. Data Securities and Exchange Commission memperlihatkan Soros memiliki saham di SPDR Gold Trust dan iShares Gold Trust senilai 508.800 ounce per 31 Desember. Dalam World Economic Forum di Davos, Swiss, pada Januari tahun lalu, Soros mengatakan emas merupakan aset bubble yang terakhir. Pada pidato 15 November di Toronto, miliader berusia 80 tahun ini, berpendapat pergerakan harga emas yang beranjak naik cukup ideal. Selanjutnya, dalam forum di Davos tahun ini, dia mengatakan booming komoditas bakal berakhir tidak lebih dari 2 tahun. Jubir Soros Michael Vachon enggan untuk memberikan komentar atas rumor pasar itu.Sejak akhir 2009 sejumlah negara termasuk India, Sri Lanka, Mauritius, dan Bangladesh mulai memborong emas. Sebelum pembelian tahun ini, Meksiko hanya memiliki 0,2% emas pada cadangan dan Thailand menyimpan 2,6% dari cadangan. Data World Gold Council lebih dari 70% cadangan pemerintah AS dan Jerman berupa emas.IMF juga melansir Kazakhstan mengurangi cadangan emas sebesar 1,55 ton menjadi 6,73 ton pada Maret.(yn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper