JAKARTA: Misi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) dalam US Trade Mission 2010 ke Amerika Serikat yang membawa sekitar 60 anggota, memperoleh berbagai komitmen kerja sama maupun investasi perdagangan.
Komitmen itu diraih setelah rombongan Hipmi bertemu dengan lebih dari 100 pengusaha dan investor di lima kota besar, yakni San Francisco, Los Angeles, Las Vegas, Washington DC, dan New York City.Melalui keterangan resminya dari AS, hari ini, dilaporkan bahwa Hipmi juga bertemu dengan pewaris Hotel Marriott dan eksekutif dari Freeport, duta besar RI untuk AS Dino Pati Djalal dan menjadi tamu di bursa saham New York (NYSE) Wall Street.Rombongan yang dipimpin Ketua Umum Hipmi, Erwin Aksa, juga diterima para pejabat Departemen Perdagangan AS, Asosiasi Franchise AS, dan Small Business Association (SBA) serta perusahaan-perusahaan website papan atas seperti Google dan Yahoo.Dari beberapa pertemuan itu, masalah korupsi dan inefisiensi di Indonesia tetap menjadi pertanyaan dan catatan serius bagi para pengusaha AS. Inilah kesimpulan akhir dari rangkaian Hipmi-US Trade Mission 2010."Soal korupsi dan inefisiensi banyak dipertanyakan oleh kolega yang kami kunjungi, karena keduanya memang saling terkait erat," ujar Erwin Aksa setiba Jakarta bersama rombongannya, hari ini.Menurut Erwin, Hipmi-US Trade Mission yang diwakili berbagai pelaku usaha seperti perdagangan, konstruksi, pertambangan, properti, keuangan, restoran, dan perfilman, berakhir sukses. Misi tersebut dimulai sejak 21 November.Dikemukakan, kunjungan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia awal November, berdampak bagi minat dan antusiasme pengusaha AS untuk berinvestasi di Indonesia."Antusiasme yang luar biasa ini belum terjadi sebelumnya. Ada perubahan paradigma dari pengusaha AS setelah Obama ke Indonesia. Oleh karenas itu, selama kami berada di AS, mereka banyak bertanya kepada kami."Selanjutnya, Hipmi mengundang kunjungan balik para pengusaha AS ke Indonesia sebagai tindaklanjut berbagai kesepakatan usaha."Kendati demikian, catatan akhir perjalanan ini, pengusaha dan investor AS rata-rata berharap agar Indonesia bisa menyelesaikan persoalan korupsi dan inefisiensi. Terutama di birokrasi," tandas Erwin Aksa.(yn)