Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang video game online milik Tencent Holdings, Riot Games, berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 530 karyawannya.
Melansir Reuters, Rabu (24/1/2024), PHK massal yang diumumkan dalam posting blog yang dilengkapi dengan surat CEO Riot Games Dylan Jadeja kepada karyawan ini setara dengan sekitar 11% dari stafnya secara global.
Riot Games merupakan pengembang game online yang berbasis di Los Angeles, AS, dan memiliki judul-judul game populer seperti League of Legends.
Perusahaan mengatakan bahwa tim-tim selain tim pengembangan inti akan mengalami dampak terbesar dari PHK massal ini.
Banyak pengembang game tengah menghadapi masa sulit karena audiens menunda untuk membeli judul-judul game yang mahal atau mengurangi pembelian game di tengah inflasi yang tinggi.
Awal tahun lalu, Electronic Arts Inc juga memangkas 6% karyawan dan menjual sejumlah ruang kantor.
Baca Juga
CEO Jadeja mengatakan saat ini Riot Games tidak memiliki fokus yang cukup tajam dan memiliki terlalu banyak hal yang sedang dikerjakan, sehingga investasi yang digelontorkan tidak membuahkan hasil maksimal.
“Beberapa investasi besar yang telah kami lakukan tidak membuahkan hasil seperti yang kami harapkan. Biaya meningkat hingga mencapai titik yang tidak dapat dipertahankan," kata Jadeja dalam surat tersebut.
Dalam posting blog terpisah, Jadeja dan co-founder Riot Games Marc Merril mengatakan perubahan ini akan memungkinkan Riot untuk fokus pada portofolio game "League of Legends", "Valorant", "Teamfight Tactics", dan "Wild Rift".
Riot akan menghentikan pengembangan game baru di bawah "Riot Forge", dan memberhentikan beberapa staf dan fitur di "Legends of Runeterra".
Tencent, yang mengakuisisi saham mayoritas Riot Games pada tahun 2011, juga memiliki saham di sesama pengembang video game AS, Epic Games.