Bisnis.com, JAKARTA — Rancangan kesepakatan akhir COP28 di Dubai akhirnya memasukkan frasa bahan bakar fosil sebagai salah satu poin penting yang menandai awal dari akhir era batu bara, minyak, dan gas. Namun, kemajuan yang benar-benar diharapkan tampaknya masih jauh panggang dari api.
Rancangan kesepakatan iklim itu memang meminta negara-negara untuk mengurangi konsumsi dan produksi bahan bakar fosil ketika tuan rumah mencoba membuat kompromi kurang dari 24 jam sebelum KTT berakhir. Perjanjian setebal 21 halaman itu, jika diadopsi, akan menjadi perjanjian pertama yang secara khusus menyerukan pengurangan penggunaan semua bahan bakar fosil, termasuk minyak dan gas, yang menandai perubahan bersejarah dalam perjanjian PBB yang mengatur perjuangan global melawan perubahan iklim.