Bisnis.com, JAKARTA — Ada aturan tidak tertulis dalam diplomasi iklim satu dekade terakhir, bahwa kemajuan mungkin akan terjadi ketika Amerika Serikat dan China seiya sekata. Pada COP28 di Dubai akhir bulan ini, ketika nasib bahan bakar fosil termasuk batu bara sekali lagi akan dipertaruhkan, semua mata tetap akan tertuju ke dua negara adidaya itu.
Namun, tanda-tanda awal sudah menyiratkan pesimisme. Negosiator dari kedua negara telah bertemu di Rancho Mirage, California, dalam perundingan empat hari yang berakhir Rabu, (8/11/2023). Sayangnya, negosiasi ditutup tanpa menghasilkan terobosan apa pun, meskipun AS menyebut ada kesamaan sikap dalam sejumlah hal dan China mengatakan ada hasil positif dari perundingan itu.