Bisnis.com, JAKARTA – SCG, perusahaan terkemuka asal Thailand, menyiapkan rencana investasi regional, yang juga mencakup Indonesia, sebesar 5 milar baht atau sekitar lebih dari Rp2,1 triliun dalam inisiasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Dana tersebut akan digunakan untuk keperluan riset, pengembangan teknologi, serta implementasi teknologi tersebut dalam rangkaian produksi dan operasional SCG di Indonesia.
Country Director SCG di Indonesia, Warit Jintanawan, menjelaskan bahwa SCG mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mengentaskan krisis iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca.
SCG sendiri telah merduksi emisi GRK sebesar 33.04 juta ton CO2eq sejak 2020. “Guna melanjutkan upaya ini, SCG terus memprioritaskan peningkatan penggunaan bahan bakar terbarukan dan bahan bakar rendah karbon dalam semua proses produksinya,” jelas Warit, dalam keterangannya dikutip Kamis (2/11/2023).
SCG di Indonesia memiliki tiga inisiasi yang telah dilakukan oleh berbagai anak perusahaannya di Tanah Air. Pertama, PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, pabrik Semen SCG pertama di Indonesia, menggunakan teknologi Alternative Fuel and Alternative Raw Material (AF/AR) untuk menghasilkan energi dan bahan baku alternatif dari limbah industri.
Ia mengklaim teknologi ini telah mengolah setidaknya 7.700 ton limbah produksi dan menghasilkan 3% energi termal untuk memenuhi kebutuhan daya pabrik.
Baca Juga
Selain itu, PT Semen Jawa juga tengah mengembangkan fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) untuk mengolah municipal solid waste atau sampah kota menjadi energi alternatif pengganti bahan bakar fosil melalui metode co-processing di kiln semen.
“Inisiasi transisi energi yang berfokus pada pemanfaatan teknologi daur ulang ini merupakan langkah strategis perusahaan dalam mencapai target Net Zero. Selain itu, inisiasi ini juga menjadi upaya untuk Embrace Collaboration dalam kerangka ESG 4 Plus,” kata Peramas Wajananawat, Presiden Direktur PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi.
Kedua, dalam pemanfaatan tenaga surya, KIA Ceramics, bekerja sama dengan Sun Energy Indonesia, menggunakan atap solar panel di pabriknya yang mampu menghasilkan energi listrik lebih dari 1 GWh sejak 2022.
Adapun solar panel ini mampu mengubah energi matahari menjadi listrik berkat teknologi fotovoltaik dan akan disimpan ke dalam baterai yang dapat digunakan untuk kebutuhan listrik produksi.
Penggunaan panel surya ini diproyeksikan akan mengurangi sebesar 600 ton emisi GRK atau setara dengan menanam 881 pohon.
Sementara PT Semen Jawa bekerja sama dengan Cahaya Power Indonesia untuk memasang atap solar panel dengan kapasitas 1.410 kWp pada pabriknya di Sukabumi.
Ketiga, dalam pemanfaatan biogas, FajarPaper menggunakan sistem pengolahan anaerobik (anaerobic treatment system) untuk mengolah air limbah dan menghasilkan biogas sebagai bahan bakar alternatif. Hasilnya, perusahaan dapat menghemat sekitar 7% penggunaan batu bara dari total penggunaan batu bara.
Teknologi ini telah menghemat biaya sekitar Rp23 miliar per tahun. Peralihan ini telah mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 3% per tahunnya.