Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv
Foto aerial kebun kelapa sawit milik Genting Plantations Bhd. di Johore, Malaysia, Kamis (14/11/2019). - Bloomberg/Joshua Paul\\r\\n
Lihat Foto
Premium

Sikap Berbeda Malaysia dan Indonesia Hadapi Kebijakan CPO Uni Eropa

Indonesia tampak lebih memilih sikap berhati-hati dalam merespons kebijakan baru Uni Eropa untuk komoditas CPO. Sementara itu Malaysia cenderung lebih agresif.
Indra Gunawan
Indra Gunawan - Bisnis.com
16 Maret 2023 | 19:03 WIB

Bisnis.com, JAKARTA – Dua negara produsen terbesar di dunia untuk komoditas minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan produk turunannya, yakni Indonesia dan Malaysia, tampak memiliki pendekatan yang berbeda dalam merespons kebijakan Uni Eropa.

Sekadar informasi, kedua negara tersebut saat ini tengah menghadapi peraturan baru yang diterapkan oleh Uni Eropa tahun lalu. Dalam hal ini, blok negara Benua Biru tersebut mewajibkan komoditas perkebunan dan pertanian yang masuk dari negara lain, wajib bebas dari praktik deforestasi.

Aturan tersebut disahkan pada 6 Desember 2022 lalu. Sementara itu, komoditas yang diatur dalam ketentuan baru tersebut antara lain minyak kelapa sawit dan turunannya, daging sapi, kayu, kopi, coklat, karet serta kedelai.

Silakan masuk/daftar untuk melanjutkan membaca Konten Premium

Dan nikmati GRATIS AKSES 5 artikel Konten Premium!

Masuk / Daftar
Berbagai metode pembayaran yang dapat Anda pilih:
  • visa
  • mastercard
  • amex
  • JCB
  • QRIS
  • gopay
  • bank transfer
  • ovo
  • dana
Berlangganan Sekarang
back to top To top