Bisnis.com, DENPASAR — Pengembangan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) terus digenjot untuk mengakselerasi transisi energi. Implementasi co-firing pun diproyeksikan akan mendatangkan nilai ekonomi yang besar di rantai pasok biomassa.
Program co-firing diharapkan dapat menyumbang 1,73 gigawatt (GW) terhadap bauran energi baru terbarukan (EBT) yang ditargetkan dapat mencapai 23 persen (19,9 GW) pada 2025. Produksi listrik dari biomassa pada 2025 pun ditargetkan mencapai 12,71 terrawatt hour (TWh).