Bisnis.com, JAKARTA – Arus dan aktivitas perdagangan barang secara global diperkirakan mengalami penurunan pada 2023. Hal tersebut tentu menjadi alarm tersendiri bagi perekonomian global dan negara-negara yang mengandalkan perekonomiannya dari kinerja ekspor.
Berdasarkan laporan dari Oxford Economics, arus perdagangan barangan akan turun 0,2 persen secara year on year (yoy) pada 2023. Sekadar informasi, proyeksi itu direvisi dari perkiraan Oxford Economics sebelumnya yang dirilis pada Juni 2022. Kala itu, perdagangan global pada 2023 diperkirakan tumbuh 3,4 persen.
Kepala ekonom Oxford Economics Adam Slater menyebutkan, tanda-tanda kontraksi di sisi perdagangan global akan mulai menampakkan tanda-tandanya pada penghujung tahun ini.
"Perkiraan dasar kami untuk tren perdagangan global terlihat mirip dengan penurunan yang terlihat pada tahun-tahun di mana resesi global terjadi. Seperti 1981, 1992, dan 2001," katanya, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (5/12/2022).
Perkiraan tersebut merupakan salah satu prospek perdagangan terburuk untuk tahun depan dan bertepatan dengan meningkatnya jumlah negara Asia yang melaporkan penurunan kinerja ekspor.
Sebelumnya pada Kamis (1/12/2022), Korea Selatan mengatakan, ekspornya mengalami penurunan paling besar secara bulanan dalam dua setengah tahun terakhir. Kondisi itu terjadi lantaran Korsel terpapar perlambatan ekonomi di China dan permintaan yang menurun untuk produk semikonduktor secara global.