Bisnis.com, JAKARTA – Langkah strategis tengah digagas oleh Indonesia sebagai salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia. Pembentukan kartel pemasok nikel dunia pun diapungkan. Namun ambisi itu tampak mendapat penolakan dari negara produsen nikel lain seperti Australia dan Kanada.
Seperti diketahui, belum lama ini Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengusulkan pembentukan kartel produsen nikel sejenis Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC).
Hal tersebut disampaikan Bahlil saat bertemu dengan Menteri Perdagangan Internasional, Promosi Ekspor, Usaha Kecil dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng pada Selasa (15/11/2022).
Menurut Bahlil, sebagai sesama negara yang kaya akan hasil pertambangan khususnya nikel, adanya organisasi sejenis OPEC untuk penghasil nikel dapat mempermudah koordinasi dan menyatukan kebijakan komoditas nikel.
Apalagi, Indonesia tengah memprioritaskan hilirisasi sumber daya alam guna mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
“Selama ini yang kami lihat, negara-negara industri produsen kendaraan listrik melakukan proteksi. Akibatnya, negara penghasil bahan baku baterai tidak memperoleh pemanfaatan nilai tambah yang optimal dari industri kendaraan listrik. Melalui kolaborasi tersebut, kita harap semua negara penghasil nikel bisa mendapat keuntungan melalui penciptaan nilai tambah yang merata,” kata Bahlil, Selasa (15/11/2022).