Bisnis.com, JAKARTA - Insiden dugaan paparan gas hidrogen sulfida (H2S) lagi-lagi kembali mewarnai pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi. Kejadian berulang ini seolah menjadi ironi dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia yang tengah digenjot pemerintah.
Tercatat sudah empat kali insiden serupa terjadi dalam kurun waktu hampir 2 tahun terakhir. Berdasarkan catatan Bisnis, insiden pertama terjadi pada 25 Januari 2021 ketika pengembang PLTP Sorik Marapi, PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP), melakukan kegiatan buka sumur SMP-T02 pada proyek PLTP Sorik Marapi Unit II di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara. Kejadian itu telah menyebabkan lima orang warga sekitar meninggal dunia dan 54 orang dirawat di rumah sakit.