Bisnis.com, JAKARTA – Nobel Ekonomi tahun ini menghadirkan trio ekonom dan pakar bidang perbankan dan krisis finansial. Kepada temuan ketiganya, akankah dunia bisa berharap 'jamu kuat' untuk krisis ekonomi di masa depan?
Douglas Diamond, profesor bidang keuangan di University of Chichago, Amerika Serikat, tengah terlelap pada tengah malam ketika telepon genggamnya berdering. Suara tiga orang di ujung sana mengabarkan dirinya menerima Hadiah Nobel Ekonomi tahun ini, bersama dua akademisi lainnya.
"Saya berharap saya tidak di-prank oleh salah satu teman saya, dan ternyata memang tidak. Kemudian tiga orang dari anggota komite berbicara melalui telepon," kata Diamond dalam wawancara dengan tim Nobel Prize 2022, dikutip Selasa (11/10/2022).
Diamond berbagi hadiah 10 juta krona atau sekitar Rp13,55 miliar dengan dua penerima Nobel Ekonomi lainnya, mantan Gubernur The Fed Ben Bernanke dan profesor bidang perbankan dan finansial Universitas Yale, Philip Dybvig.
Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia menganugerahi ketiganya penghargaan atas riset dan kontribusi mereka di bidang perbankan dan krisis finansial. Riset-riset yang mereka kerjakan dinilai secara signifikan meningkatkan pemahaman mengenai peran perbankan pada ekonomi, khususnya selama krisis finansial dan bagaimana meregulasi pasar keuangan.
Lampu sorot yang diarahkan kepada hasil riset para pakar dan ekonom tersebut, rasanya menemukan momentum ketika dunia masih terengah-engah keluar dari krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.