Bisnis.com, JAKARTA — Risiko resesi mengintai negara importir minyak seiring belum ditemukannya sumber baru usai diberlakukan sanksi pelarangan ekspor Rusia oleh komunitas global sejak meletusnya agresi ke Ukraina.
Apabila kekhawatiran resesi itu terjadi, maka dalam 3 tahun terakhir negara-negara di dunia mengalami dua kali resesi. Resesi pertama terjadi pada 2020 tatkala seluruh negara dilanda pandemi Covid-19 yang menghantam sendi-sendi ekonomi.
Berdasarkan kajian yang dilakukan ekonom Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed Dallas, kelangkaan pasokan minyak yang memicu resesi berpotensi merembet ke negara di luar importir minyak lebih luas.
“Jika sebagian besar ekspor energi Rusia keluar dari pasar untuk sisa tahun ini, penurunan ekonomi global tampaknya tidak dapat dihindari,” kata Ekonom Lutz Kilian dan Michael Plante dalam laporan yang dipublikasikan oleh The Fed Dallas, dilansir Bloomberg, Rabu (23/3/2022).
Ekonom yang menyusun laporan itu menilai, risiko ini berada di luar prediksi AS, Uni Eropa, dan sekutunya sebagai penggagas sanksi kepada Rusia yang telah menginvasi Ukraina pada akhir bulan lalu.
Sanksi di sektor minyak mencakup pelarangan ekspor di hampir seluruh negara sekutu Barat serta penolakan lembaga keuangan untuk mendukung perdagangan komoditas itu oleh Pemerintahan Vladimir Putin.