Bisnis.com, JAKARTA — Tak ada yang menyangka waktu tempuh perjalanan dari Jakarta di Pulau Jawa hingga ke Bukittinggi di Pulau Sumatera selama tiga hari dua malam dapat dipangkas menjadi sekitar 31 - 35 jam saja via jalur darat. Komitmen PT Hutama Karya (Persero) untuk menggelar Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) pun seakan menambah asa para pengguna jalan di Pulau Sumatera.
Kehadiran Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) bak juru selamat bagi moda transportasi darat di Pulau Andalas. Dapat dibayangkan, betapa banyak penghematan yang didapatkan dengan pemangkasan waktu tempuh tersebut. Terlebih, pada saat pandemi moda transportasi darat sempat menjadi salah satu andalan untuk perpindahan orang maupun barang.
Jalan bebas hambatan di Pulau Sumatra memang bukan barang baru karena sebetulnya telah ada jalan tol yang dioperasikan sejak 1989 di sana. Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa merupakan jalan tol pertama yang dioperasikan di Pulau Sumatra kala itu.
Namun, sejak saat itu tak ada lagi pembangunan jalan tol di Pulau Sumatera. Bahkan, tidak pernah terbayangkan pula bakal terbentang jalan tol yang dapat menyambung ujung utara hingga ke ujung selatannya seperti Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) saat ini.
Sekitar 28 tahun berselang, akhirnya asa untuk memiliki akses infrastruktur jalan tol yang lebih baik di Sumatra muncul dengan diresmikannya 3 jalan tol yaitu ruas Palembang-Indralaya, Medan-Binjai, dan Medan-Kualanamu-Tebingtinggi. Adapun, dua ruas tol di antaranya itu dibangun dan dioperasikan oleh PT Hutama Karya (Persero).