Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan UNESCO kepada pemerintah Indonesia agar menghentikan proyek infrastruktur Taman Nasional Pulau Komodo tidak menggoyahkan optimisme pelaku industri pariwisata Tanah Air. Lokasi tersebut, tetap akan diperjuangkan untuk menjadi destinasi wisata premium Tanah Air.
Revisi amdal pembangunan infrastruktur di Pulau Komodo diminta untuk diserahkan kepada UNESCO untuk dievaluasi diperkirakan tidak menemui rintangan berarti karena pemerintah dinilai sudah melakukan riset yang baik untuk pelaksanaan proyek tersebut.
Meyakini hal tersebut, Ketua Badan Pengurus Daerah PHRI Nusa Tenggara Timur (NTT) Juvenile Jodjana mengatakan evaluasi amdal di UNESCO terhadap proyek pembangunan infrastruktur di Pulau Komodo dan sekitarnya tidak akan menjadi masalah.
"Saya cukup optimistis. Pemerintah sudah melakukan riset. Labuan Bajo kan juga diharapkan menjadi destinasi ecotourism sehingga aspek-aspek yang mempertahankan local culture pasti sudah dipikirkan," ujar Juvenile kepada Bisnis, baru-baru ini.
Di sektor perhotelan, tambahnya, beberapa investor masih melanjutkan investasi dalam proses pembangunan hotel di kawasan tersebut. Hal tersebut, kata Juvenile, merupakan persiapan para investor dalam menyambut masa pemulihan di sektor pariwisata Tanah Air. Adapun, investor yang tetap melanjutkan investasinya di kawasan tersebut berasal dari dalam negeri.
Sementara itu, investor asing yang memiliki rencana untuk membangun perhotelan saat ini masih dalam posisi wait and see. "Beberapa investor masih tetap berjalan. Kebanyakan investor lokal. Untuk investor asing saat ini masih wait and see karena pandemi Covid-19," jelasnya.