Bisnis.com, JAKARTA – Sejarah nusantara mencatat, pelabuhan merupakan salah satu unsur penting sekaligus pintu awal perniagaan pada masa peradaban manusia.
Bagi sebuah negara maritim, aktivitas di pelabuhan bisa menjadi indikator penting bagaimana aktivitas perdagangan berlangsung. Ketika denyut aktivitas di dermaga melemah, besar kemungkinan, sedang terjadi kelesuan di sektor perniagaan dan riil.
Denyut yang melemah tersebut sempat terjadi ketika pandemi Covid-19 melanda Tanah Air sejak tahun lalu. Fenomena itu pun terjadi di hampir sebagian besar belahan dunia, tatkala pergerakan manusia dibatasi.
Namun, setelah selama setahun pandemi Covid-19 melanda, aktivitas kepelabuhan terus mengalami peningkatan. Hal itu tentu sesuai dengan harapan publik sekaligus pemerintah Indonesia.
Terlebih, Presiden Joko Widodo telah mentitahkan agar percepatan transformasi di pelabuhan tetap berjalan. Langkah itu diperlukan supaya roda aktivitas sektor riil berputar meskipun ada pandemi.
Adapun, dalam Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) yang mengacu Keputusan Menteri Perhubungan No.KP 432/2017, kini terdapat 636 unit pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan laut, 57 unit terminal yang merupakan bagian dari pelabuhan, dan 1.321 rencana lokasi pelabuhan.