Bisnis.com, JAKARTA - Lion Air Group diam-diam mampu meningkatkan pangsa pasar rute domestik sepanjang 2020, yang notabene menjadi masa awal pandemi Covid-19 di Indonesia dan mimpi buruk bagi industri penerbangan.
Tahun lalu adalah masa pada saat pemerintah getol membatasi kegiatan masyarakat dan di sisi lain minat penumpang untuk menggunakan transportasi udara juga sempat berada di titik nadir.
Industri penerbangan, khususnya maskapai nasional menjadi babak belur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penumpang pesawat udara langsung anjlok dari 4,58 juta orang pada Februari 2020 menjadi 840.000 orang pada Maret 2020. Seperti kita ketahui, awal masuknya virus Covid-19 ke Tanah Air adalah 2 Maret 2020.
Sontak, dampak pandemi yang dirasakan langsung oleh maskapai adalah merosotnya kinerja pendapatan. Alhasil, tidak sedikit pegawai yang dirumahkan untuk meringankan beban keuangan perusahaan angkutan udara niaga.
Wajar jika kinerja maskapai nasional saat itu bagaikan ayam sayur. Angka persentase jumlah penumpang yang menurun tajam dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) seakan menjadi hal biasa.
Namun, kinerja yang dicapai oleh Lion Air Group patut mendapat perhatian. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kelompok maskapai yang terdiri atas Lion Air, Batik Air, dan Wings Air berhasil mengangkut hingga 21,48 juta penumpang sepanjang 2020 (lihat grafis).