Bisnis.com, JAKARTA – Bagi taipan Hong Kong seperti Li Ka-shing, New Territories, salah satu dari tiga daerah utama dari wilayah khusus China Hong Kong bersama Pulau Hong Kong dan Semenanjung Kowloon, merupakan perbatasan terakhir.
Hamparan hijau di ujung barat menawarkan salah satu tambalan terakhir yang relatif belum berkembang di kota yang sempit, ibarat tambang emas untuk pembangunan di pasar perumahan paling mahal di dunia.
Namun, bagi pencinta lingkungan yang menyaksikan proyek bernilai miliaran dolar terungkap, perluasan tersebut mengabaikan risiko besar yakni distrik ini memiliki peluang banjir yang lebih besar daripada hampir wilayah mana pun di Asia karena pemanasan global mendorong permukaan laut lebih tinggi.
Di pusat keuangan Asia yang sudah menghadapi risiko banjir tinggi, tidak ada daerah yang lebih terekspos selain tepi barat laut New Territories yang menjorok ke Delta Sungai Mutiara menuju Makau.
Hanya dalam beberapa dekade, penduduk di distrik yang masih muda ini bisa menghadapi banjir yang mengganggu kehidupan yang disebabkan oleh gelombang badai yang akan semakin sering terjadi.