Bisnis.com, JAKARTA — Masalah impor bahan bakar minyak masih belum dapat dijinakkan meski pemerintah telah berupaya mencarikan alternatif. Alih-alih terselesaikan, masalah baru justru menanti.
Pengembangan bahan bakar berbasis nabati melalui program biodiesel telah dijalankan pemerintah. Hal itu telah terbukti mujarab untuk menghentikan impor BBM untuk jenis solar sejak 2019.
Rencana pengembangan biodiesel diproyeksikan hingga 2025 bisa mencapai 10,5 juta kiloliter (kl) dan 13 juta kl pada 2035.
Di sisi lain, Indonesia tengah bersiap untuk memasuki masa transisi energi dengan menggunakan bahan bakar berbasis fosil yang lebih ramah lingkungan. Penggunaan BBM jenis solar semakin diarahkan ke gas.
Sekretaris Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto mengatakan bahwa pada 2030 akan terdapat 440.000 kendaraan dan 266 unit kapal laut yang akan berbahan bakar gas. Di samping itu, masih terdapat kendaraan bermotor listrik (KBL) dengan total 2 juta mobil dan 14 juta motor.
Pada periode tersebut, akan terdapat kilang tambahan yang merupakan satu unit kilang baru dan empat unit pengembangan. Djoko mengatakan bahwa produksi solar dari kilang tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan.