Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah risiko dalam mengoptimalkan ekspor di tahun ini diperkirakan masih akan membayangi Indonesia. Kondisi itu diperkirakan bakal terjadi kendati perekonomian nasional diproyeksikan mengalami perbaikan.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–November 2020 mencapai US$146,78 miliar atau menurun 4,22 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Demikian juga, ekspor nonmigas mencapai US$139,49 miliar atau menurun 2,18 persen.
Surplus neraca perdagangan pada November 2020 disebabkan karena meningkatnya surplus nonmigas menjadi US$2,94 miliar dan penurunan defisit migas menjadi US$322,9 juta.
Pada 2021, Kementerian Perdagangan menargetkan ekpor nonmigas dapat tumbuh sebesar 6,3 persen. Sementara neraca perdagangan ditargetkan surplus hingg US$1 miliar pada 2021.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, Indonesia memiliki harapan untuk mengoptimalkan industri manufaktur dengan memberikan nilai tambah terhadap komoditas andalan.
Lutfi mengklaim, Indonesia memiliki fenomena baru, yang tadinya Indonesia disebut sebagai negara penjual barang mentah dan setengah jadi nantinya akan mengekspor barang industri berkualitas tinggi.