Bisnis.com, JAKARTA — “Lalu ada yang bilang tidak ada sinyal TV, bahkan ada yang bilang tidak punya listrik, saya kaget luar biasa.”
Sepotong kalimat tersebut diucapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam obrolan dengan Najwa Shihab di acara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Sabtu (2/5/2020).
Di tengah pandemi Covid-19 yang memaksa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa dialihkan dari sekolah ke rumah masing-masing, Nadiem mengaku kaget dan terkejut karena masih ada siswa dan guru yang aktivitasnya terhambat akibat keterbatasan listrik di wilayah masing-masing.
Di satu sisi kekagetan tersebut sempat mengundang respons heran publik, terutama dari mereka yang tahu betul betapa listrik masih jadi barang sulit di sebagian wilayah Indonesia. Namun, di sisi lain Nadiem dan pandangannya tak bisa disalahkan.
Barangkali Nadiem terlampau mudah percaya di awal. Bukan rahasia lagi bila masyarakat Indonesia acap dibuai dengan narasi “elektrifikasi listrik tinggi” yang rutin didengungkan pemerintah.
Per 2019 kemarin misalnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim tingkat elektrifikasi alias pemerataan listrik di negara ini sudah mencapai angka 98,89 persen.