Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona Buat Galangan Kapal Jadi Berkarat

Sebagian besar komponen kapal masih bergantung pada impor, sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus menurun.
Kapal Hopper Barge RKD 1000-1, sebelum diluncurkan dari galangan kapal PT Rukindo, di kawasan Pelabuhan Tanjug Priok, Jakarta Rabu (21/3/2018)./Bisnis-Akhmad Mabrori
Kapal Hopper Barge RKD 1000-1, sebelum diluncurkan dari galangan kapal PT Rukindo, di kawasan Pelabuhan Tanjug Priok, Jakarta Rabu (21/3/2018)./Bisnis-Akhmad Mabrori

Bisnis.com, JAKARTA - Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai (Iperindo) menyatakan pabrikan kini terdampak oleh penyebaran wabah virus corona atau Covid-19.

Ketua Umum Iperindo Eddy K. Logam mengatakan kondisi industri galangan kapal beberapa bulan terakhir memprihatinkan. Pasalnya, sebagian besar komponen kapal masih bergantung pada impor, sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus menurun.

"Kurs Dolar [Amerika Serikat] menanjak sekitar 25 persen dibandingkan Februari. Anggota-anggota kami yang pemndapatkan proyek [pembangunan kapal] sudah menjerit dengan kondisi seperti ini," ujarnya kepada Bisnis, Kamis(26/3/2020).

Eddy menambahkan produktivitas galangan pun menurun seiring arahan bekerja dari rumah (WFH) maupun physical distancing dari pemerintah.

Selain produktivitas, hal tersebut juga membuat arus logistik terkoreksi yang berpotensi tertransmisikan pada pengurangan kebutuhan kapal.

Oleh karena itu, lanjutnya, asosiasi mengharapkan adanya insentif dari pemerintah yang dapat meringankan beban perusahaan. Adapun, salah satu keringanan yang diminta penundaan pembayaran kredit dan penundaan pembayaran kredit ke sektor perbankan.

Di sisi lain, Eddy mendata ketersediaan bahan baku industri galangan kapal belum menemukan kendala. Pasalnya, menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh beragamnya negara pemasok komponen kapal. "[Misalnya, komponen] mesin bisa dari Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat."

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mencatat industri perkapalan nasional kapasitas produksi kapal nasional kini mencapai sekitar 1 juta tonase bobot mati (dead weight tonnage/DWT) per tahun untuk bangunan baru dan hingga 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.

“Ke depan, kami berharap kapasitas produksi untuk bangunan baru maupun reparasi kapal dapat terus ditingkatkan,” ujarnya

Agus menyampaikan bahwa pihaknya mendukung kemajuan industri galangan kapal di Tanah Air dengan mengeluarkan program dan kebijakan strategis. Menurutnya, iklim investasi yang kondusif merupakan syarat mutlak yang menjadi perhatian pemerintah agar kesinambungan operasional dan produktivitas sektor industri perkapalan dapat menjadi lebih optimal.

“Dalam membangun kapal, mereka membutuhkan biaya yang sangat besar, sementara proyeknya tidak bisa dijadikan jaminan oleh pihak bank. Sesuai amanat Undang-Undang Perindustrian, pemerintah perlu membangun lembaga pembiayaan itu sendiri,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper