Bisnis.com, JAKARTA - Awal tahun 1993, sebuah langkah mengejutkan dibuat oleh Salim Group. Mereka memutuskan kerja sama dengan PT Wicaksana International Overseas (WIO) untuk mendistribusikan semua produk Kelompok Salim.
Padahal, kerja sama antara Salim Group dan PT WIO ini sudah terjalin tahun bilangan dua digit, alias puluhan tahun. Ada sejumlah spekulasi yang mengiringi putusnya tali “persahabatan bisnis” antara Salim Group dengan PT WIO.
Namun, yang paling kencang berhembus adalah soal keengganan PT WIO melepas saham mereka ke tangan Keluarga Salim. Maklum, setelah Indofood—anak usaha Salim Group—berhasil membuat produk Indomie, mereka memiliki dana yang cukup untuk mengakuisisi perusahaan mana pun.
Tak terkecuali dengan WIO, distributor yang selama ini mengurus arus barang produk Salim Group.
“Keberhasilan memproduksi Indomie, mendorong Salim Group mengambil perusahaan distribusi yang cukup besar itu. Namun, tawaran harga saham Salim Group tidak sesuai keinginan PT WIO, sehingga putuslah hubungan dagang kedua perusahaan,” tulis Harian Bisnis Indonesia, Selasa (16/3/1993).
Di tengah polemik kedua perusahaan tersebut, masuklah sebuah perusahaan yang menggantikan PT WIO untuk menjadi distributor. Dia bukan perusahaan ecek-ecek, dengan pemilik yang tak ecek-ecek pula. Perusahaan tersebut adalah Bimantara Group.