Tagar Uninstall Bukalapak
Nama Bukalapak menjadi perbincangan publik ketika 14 Februari 2019. Saat itu Achmad Zaky mengkritik minimnya dana riset dan pengembangan dalam negeri untuk menyongsong industri 4.0.
Dalam cuitannya melalui akun Twitter-nya saat itu, Achmad Zaky membandingkan data dana riset Indonesia dengan negara-negara lain.
Dari data itu diketahui dana riset dan pengembangan di Amerika sebesar US$ 511 miliar, Cina US$ 451 miliar, Jepang US$ 165 miliar, Jerman US$ 118 miliar, Korea US$ 91 miliar, Taiwan US$ 33 miliar, Australia US$ 23 miliar, Malaysia US$ 10 miliar, Singapura US$ 10 miliar, dan Indonesia US$ 2 miliar.
"Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulis akun @achmadzaky.
Cuitannya pun menimbulkan polemik dan beberapa jam viral terkait tagar #uninstallbukalapak. Para warganet berbondong-bondong kampanye berhenti menggunakan aplikasi Bukalapak.
Tak lama setelah itu Achmad Zaky menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menjelaskan cuitannya tersebut.
Setelah mendengar penjelasan Zaky, Jokowi mengajak publik untuk menyetop kampanye uninstall Bukalapak. "Stop," kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu, 16 Februari 2019.