Bisnis.com, JAKARTA - Tren konsumsi kopi dunia selama lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Namun, produksi dalam negeri belum mampu mengimbangi tren tersebut.
Mantan Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menyampaikan tren konsumsi kopi dunia menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 8,8% per tahun.
“Konsumsi dalam 5 tahun terakhir. Volume rata-rata naik 8,8%,” tuturnya, Senin (10/3/2019).
Akan tetapi, Rusman mengatakan meskipun tren konsumsi kopi mengalami peningkatan, produksi kopi nasional masih stagnan.
Dia memberikan contoh, dari hasil produksi kopi nasional untuk komoditas robustas panennya hanya sebanyak 0,53 ton per hektare.
“[Potensinya besar], tapi ini kan potensinya yang terjadi hanya sekitar 0,5 ton per hektare,” lanjutnya.
Dia menilainya sedikitnya hasil produksi kopi nasional karena ketersediaan lahan perkebunan kopi yang ada belum memenuhi skala ekonomi.
“Dari lahan kita cuma per keluarga petani itu 1,31 hektare. Rasanya sama dengan padi, kalau tidak 2 hektare tidak memenuhi skala ekonomi,” tandasnya.
Sebagai contoh, kebutuhan kopi robusta untuk pemenuhan dalam negeri sekitar 11.520 ton atau setara dengan 192.000 karung setiap tahun. Kebutuhan dunia akan kopi robusta adalah 65 juta karung per tahun dan kebutuhan domestik sekitar 4,8 juta karung.
Namun, produksi domestik hanya sekitar 11 juta ton—11,5 juta ton atau setara dengan 650.000 ton—690.000 ton.