Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pacu Serapan, Tanda Keselamatan Jalan Akan Gunakan Bahan Karet

Pemerintah berencana meningkatkan serapan karet alam melalui sejumlah peruntukan, salah satunya adalah dengan mensubstitusi komponen bahan baku untuk peralatan keselamatan jalan di samping sebagai bahan campuran aspal.
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berencana meningkatkan serapan karet alam melalui sejumlah peruntukan, salah satunya adalah dengan mensubstitusi komponen bahan baku untuk peralatan keselamatan jalan di samping sebagai bahan campuran aspal.

"Bisa mungkin traffic cone, water barrier. Karena water barier yang ada sekarang banyak yang rusak karena banyak ditabrak. Makanya, kita akan coba untuk menggunakan bahan karet, mungkin akan lebih awet," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Senin (25/2/2019) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Dia menyebutkan, sejumlah alat keselamatan yang ada saat ini seperti traffic cone masih memanfaatkan plastik. Adapun, water barrier selain plastik, juga memanfaatkan beton.

Ke depan, pihaknya akan mendorong industri penghasil alat-alat keselamatan lalu lintas ini untuk memanfaatkan karet dalam produksinya.

Sebelumnya, pemerintah juga berupaya mendorong serapan karet dengan mencampurkannya ke aspal. Pada tahap pertama untuk produksi karet aspal akan dikonsentrasikan di daerah-daerah sentra produksi seperti Sumatera selyatan, Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.

Menurutnya berdasarkan perhitungan dari Kementerian Perindustrian penggunaan karet bisa mensubtitusi 7%-8% dalam pembangunan aspal.

Dari total produksi yang mencapai 3 juta ton/tahun, industri dalam negeri hanya bisa menyerap sekitar 600.000 ton. Adapun pemanfaatan karet selama ini dipakai untuk pembuatan, peralatan industri dan selang karet.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper