Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Citra Positif Rumput Laut Perlu Dipromosikan

Pelaku industri berharap promosi citra positif rumput laut serta sinergi dari para pemangku kepentingan terus ditingkatkan demi mencapai target produksi rumput laut sebesar 19,54 juta ton pada tahun ini.
Petani rumput laut memeriksa tanaman rumput laut di Pantai Ujungnge, Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (31/10)./ANTARA-Yusran Uccang
Petani rumput laut memeriksa tanaman rumput laut di Pantai Ujungnge, Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (31/10)./ANTARA-Yusran Uccang

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri berharap promosi citra positif rumput laut serta sinergi dari para pemangku kepentingan terus ditingkatkan demi mencapai target produksi rumput laut sebesar 19,54  juta ton pada tahun ini.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan produksi rumput laut mencapai 19,54 juta ton pada 2019. Target produksi rumput laut tersebut lebih besar daripada komposisi dua indikator utama perikanan lainnya yakni 8,4 juta ton perikanan tangkap, 10,36 juta ton perikanan budidaya.

Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis menyampaikan proyeksi target tersebut akan  feasible apabila ada upaya yang jelas untuk mengembalikan citra positif hasil olahan rumput laut karena isu delisting produk agar-agar dan carrageenan dari daftar produk organik di Amerika Serikat (AS) sejak tahun 2013 sempat berpengaruh pada pengurangan kebutuhan hasil olahan rumput laut.

Akan tetapi, pada April 2018, Daftar Produk Organik AS sudah membolehkan bahwa hasil olahan rumput laut jenis eucheuma dapat diolah menjadi karagenan dan jenis gracilaria diolah menjadi agar-agar dengan syarat akan dievaluasi setiap 5 (lima) tahun.

“Jadi, setelah pemerintah AS [Melalui United States Department of Agriculture/USDA ] memutuskan bahwa agar-agar dan karagenan tetap berada dalam daftar produk organik pada April 2018, kami harapkan permintaan kembali normal [pada 2019] dan [hasilnya menjadi] lebih baik hingga evaluasi lagi sebelum tahun 2023,” ujar Safari saat dihubungi Bisnis, Jumat (4/1).

Safari menuturkan meski USDA sudah mengeluarkan aturan tersebut, sampai saat ini, belum ada langkah aksi bersama dengan pemerintah RI terkait antisipasi evaluasi tersebut, termasuk promosi untuk membangun citra positif rumput laut yang dibuat menjadi carrageenan dan agar – agar.

Tantangan lainnya dikatakan Safari datang dari fenomena tsunami yang beberapa bulan terakhir menyerang beberapa daerah di Indonesia. “Dengan adanya musibah tsunami di beberapa daerah, perlu lebih banyak lagi lokasi baru agar pasokan tetap terjamin ada.”

Safari juga mengatakan untuk menyelesaikan dan menghadapi berbagai tantangan pasokan rumput laut tersebut, perlu adanya pemahaman bersama dari seluruh pemangku kepentingan tentang rumput laut dari hulu ke hilir hingga dapat menyasar pasar lokal dan internasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper