Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Akan Perkuat Sisi Komersial Dorong Serapan Beras

Implementasi mekanisme anyar dalam pengelolaan cadangan beras pemerintah akan mendorong Perum Bulog untuk memperkuat sisi komersialnya.
Pekerja membersihkan gudang beras Bulog Divre Sulselbar di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6/2016)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Pekerja membersihkan gudang beras Bulog Divre Sulselbar di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6/2016)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Implementasi mekanisme anyar dalam pengelolaan cadangan beras pemerintah akan mendorong Perum Bulog untuk memperkuat sisi komersialnya.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh mengatakan mulai tahun depan perusahaan plat merah tersebut akan beroperasi seperti perusahaan swasta yang menyerap dan menjual beras dengan cepat. Perusahaannya bisa menyerap beras kategori apa saja baik premium maupun premium.

Tetapi dengan catatan, stok di gudang harua selalu tersedia untuk jaga-jaga kalau pemerintah memerlukan untuk operasi pasar atau bantuan bencana alam. "Intinya beras yang akan distok oleh Bulog itu beras apa saja. Kalau pemerintah belum butuh akan kita jual untuk apa saja atau komersil," katanya pada Rabu (28/11/2018).

Tri menjelaskan dengan mekanisme baru ini Bulog akan lebih fleksibel dalam menyerap beras karena sebelumnya dibatasi antara Rp7.300/kg—Rp8.030/kg. Pasalnya, menurut Tri sudah tidak ada petani yang menjual beras dengan harga segitu kecuali masa panen raya. Tapi dengan begitu ada kemungkinan pemerintah akan menggunakan beras komersil milik Bulog untuk cadangan beras pemerintah (CBP).

"Jadi kita beli fleksibel dan jual komersil. Jadi, jual beli seperti swasta. Nanti pada saat pemerintah butuh buat CBP.  Kami beli sekian, jual sekian, dan ganti sekian. Jadi pada saat pemerintah butuh selalu ada," katanya.

Meski begitu, Bulog kata Tri juga harus bisa mempertanggungjawabkan pembelian beras sesuai batas kewajaran. Hrga beli dan harga jual harus dikontrol dan diaudit oleh BPK dengan batas kewajaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper