Menkominfo Tawarkan Investasi Satelit di Pertemuan IMF-World Bank

Rinaldi Mohammad Azka
Senin, 8 Oktober 2018 | 13:19 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara berbicara kepada awak media di sela-sela Annual Meeting IMF-World Bank Group di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018).
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara berbicara kepada awak media di sela-sela Annual Meeting IMF-World Bank Group di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018).
Bagikan

Bisnis.com, MANGUPURA - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan menawarkan proyek satelit Palapa Ring dalam Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank Group 2018 di Nusa Dua Bali. Jumlah investasi hanya untuk satelitnya berkisar US$400-US$600 juta.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menjelaskan targetnya dalam pelaksanaan pertemuan tahunan tersebut adalah memberikan pelayanan yang baik selama pelaksanaan agenda terutama bagi para jurnalis internasional serta ada investor yang turut berinvestasi dalam proyek Palapa Ring-nya.

"Kita kan ada transaksi juga, untuk bikin satelit di struktur menggunakan skema KPBU [Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha], seperti Palapa Ring, satelit Indonesia. Proses sedang berjalan, RFP [request for proposal] sedang dikeluarkan dan akhir tahun ditetapkan siapa pemenangnya," ujarnya kepada Bisnis, di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018).

Dia melanjutkan satelitnya saja, di luar antena antara bernilai investasi sebesar US$400 juta-US$600 juta. Menurutnya ini merupakan satelit teknologi baru yakni satelit internet kecepatan tinggi atau High Throughput Satellite.

Dia menuturkan satelit tersebut sebagai jawaban atas kebutuhan internet saat ini. Saat ini terdapat 226.000 sekolah dan nyaris 90.000 sekolah belum terhubung internet.

"Terhubung pun untuk UNBK saja. Kalau mau jadi negara pemenang, pola pendidikan harus diubah," paparnya. Dia menargetkan akhir tahun ini ada pemenang dari hasil RFP dan tahun depat sudah tanda tangan kontrak.

Dia memperkirakan pembangunan satelit tersebut sampai dengan diluncurkan dapat selesai selama 3 tahun. "Target beroperasi 2022 dan targetnya kan 3 tahun untuk merancang, membangun dan meluncurkan satelit," imbuhnya.

Adapun sebagai operator satelit tersebut, pemerintah akan menunjuk konsorsium. Menurutnya siapa saja boleh mendaftar untuk menjadi operatornya nanti baik BUMN maupun swasta.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Fajar Sidik
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper