Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Daging di Jatim Jelang Ramadan Tekor, Harga Siap Melambung

Pemerintah Provinsi Jawa Timur meminta pemerintah pusat mengambil sikap menyusul tekornya pasokan daging sapi di provinsi tersebut, yang menyebabkan harga naik jelang Ramadhan dan Idulfitri.nn
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur meminta pemerintah pusat mengambil sikap menyusul tekornya pasokan daging sapi di provinsi tersebut, yang menyebabkan harga naik jelang Ramadan dan Idulfitri.

Gubernur Jatim Soekarwo mengungkapkan pemicu utama kenaikan harga daging sapi di provinsinya adalah stok yang selalu kekurangan. Dia menyebut rerata shortfall stok daging di Jatim mencapai 132.000 ton/tahun, dengan asumsi berat seekor sapi adalah 400 kg.

“Untuk membuat harga [daging] tetap stabil, jumlah sapi di Jatim harus dijaga secara teratur. Misalnya, dalam satu tahun jumlah sapi indukan harus selalu berada pada kisaran 1 juta ekor,” katanya, Kamis (7/5/2015).

Pasokan sejumlah 1 juta ekor sapi indukan diperkirakan mampu menghasilkan tambahan 800.000 ekor sapi. Pada akhirnya, harga daging sapi dapat dijaga pada batasan Rp70.000/kg. “Harga itu memang masih belum cukup normal, tapi baru itu yang bisa kami lakukan.”

Saat ini, harga sapi bobot hidup di Jatim mencapai sekitar Rp42.000-Rp43.000 per kg, naik Rp2.000/kg dari harga awal pada kisaran Rp40.000-Rp41.000/kg. Sementara itu, harga daging sapi di pedagang pasar mencapai Rp95.000-Rp96.000/kg, dua bulan jelang Lebaran.

Dia mengaku telah beberapa kali meminta pemerintah pusat untuk menganalisis dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan dari hanya kenaikan harga daging di Jatim. Namun, sampai saat ini belum ada rumusan solusi yang dihasilkan.

Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Muthowif menjelaskan sebulan menjelang Ramadhan, permintaan akan daging sapi di Ibu Kota Jatim Surabaya makin melonjak.

Dengan adanya kenaikan harga bobot sapi hidup Rp2.000/kg, hal tersebut cukup memberatkan pedagang. Apalagi, stok sapi lokal semakin sedikit, sehingga para pedagang makin banyak yang mendatangkan dari Bali.

Jika kondisi tersebut terus berlangsung, lanjutnya, dikhawatirkan harga daging sapi akan semakin meroket mendekati Idulfitri. Apalagi, saat ini saja rerata sapi yang disembelih di rumah potong hewan (RPH) Jatim per harinya bertambah 5-10 ekor.

Berdasarkan data Dinas Peternakan Jatim per April 2015, Jatim masih merupakan penyumbang 22% dari total produksi daging sapi nasional. Jumlah populasi sapi potong Jatim pada 2014 mencapai 4,12 juta ekor, atau berkontribusi 28% dari total stok nasional.

Anggota Komisi B DPRD Jatim Yusuf Rohana berpendapat Jatim seharusnya mendapat perhatian lebih dari pemerintah pusat terkait persoalan harga daging sapi. Sebab, provinsi tersebut adalah pemilik populasi sapi pedaging terbanyak di Tanah Air.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper