Bisnis.com, JAKARTA— PT Kaltim Methanol Industry (KMI) menyediakan dana sebesar US$600 juta– US$800 juta untuk mengembangkan kapasitas produksi methanol dalam tiga tahun mendatang.
President Director KMI Yoshito Suzuki mengatakan pembangunan konstruksi memakan waktu tiga tahun. Peningkatan kapasitas produksi dilakukan untuk memperkuat posisi KMI sebagai satu-satunya pabrik yang memproduksi methanol di Indonesia, saat ini kapasitas produksi perusahaan sebesar 2.000 ton per hari.
“Investasi kedua belum bisa ditentukan kepastiannya tergantung besarnya pasokan bahan baku. Ekspansi kali ini juga bisa kami lakukan berdekatan dengan pabrik pertama, ataupun di wilayah yang berbeda, ” katanya seusai bertemu Menteri Perindustrian Saleh Husin, Selasa (13/1/2013).
Perusahaan asal Jepang ini, memperoleh pasokan bahan baku dari Blok Mahakam yang terserap mayoritas untuk kepentingan ekspor. Nantinya methanol dapat digunakan untuk memproduksi ofelin, biodisel atau dimethyl ether (DME) sebagai pengganti LPG.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Industri Kimia Dasar Ditjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengatakan belum ditentukannya pengelola Blok Mahakam selanjutnya menyebabkan besaran kapasitas yang ditambah belum dapat dipastikan.
Menurutnya, selain mengincar investasi di Bontang KMI juga siap mengucurkan dana di Teluk Bintuni bekerja sama dengan Ferrostaal.
“Kebutuhan untuk memproduksi biodisel saja 1,7 juta kiloliter. Nantinya methanol akan menggantikan LPG. Rencananya sekitar 200.000 akan digunakan langsung untuk DME, mereka siap berkontribusi di sana,” tuturnya.
Khayam mengatakan saat ini kebutuhan methanol nasional berkisar 800.000 ton, sedangkan kapasitas produksi KMI sebesar 660.000 ton, sehingga dengan ekspansi bisnis yang akan dilakukan perusahaan tersebut akan membuat kebutuhan nasional telah terpenuhi.